Parenting

Anak Cengeng, Perlu Diatasi Atau Dikoreksi?

Menangis adalah sebuah ungkapan perasaan dan hati yang sedang mengalami antara dua hal, yaitu senang dan sedih. Menangis memang lebih sering dikaitkan dengan hal-hal yang berkaitan langsung dengan sebuah rasa yang sedang dialami oleh seseorang.

Tetapi, berbeda adanya jika dikaitkan dengan cengeng atau sering sekali menangis. Hal ini dikarenakan rasa yang terlalu peka mengakibatkan karsa yang terlalu peka sehingga mampu memberikan pengaruh atau dampak yang begitu kuat secara berangsur-angsur atau berulang-ulang.

Anak-anak adalah masa yang sangat manis, dimana mereka mampu mendapatkan sebuah wawasan serta pengalaman baru dengan sangat baik. Mengolah sebuah ungkapan hingga menanggapi sebuah hal dngan sangat polos merupakan sebuah sifat unik dan menggemaskan yang memang secara almiah dimiliki oleh anak.

Dari situlah, akan dapat dilihat mengenai sekat untuk memberikan batasan tepat bagi anak agar selalu mampu mengontrol secara tepat perasaannya agar tidak terlalu cengeng dan mudah menangis untuk menghadapi segala macam hal. Maka dari itulah, orang tua seharusnya memang mampu melihat kondisi dimana anak memang seharusnya mengalami sebuah gejolak perasaan yang kuat, tetapi apabila anak cengeng bagaimanakah sikap seharusnya bagi para orang tua untuk memberikan pengertian sekaligus memastikan apakah hal tersebut perlu diatasi dari anak ataukah dikoreksi?, inilah jawabannya:

Koreksi Untuk Memaknai Sikap Cengeng Anak

Hal yang utama dan yang pertama adalah untuk mengoreksi diri bagi para orang tua bahwa adanya sikap tepat untuk memastikan bahwa anak cengeng memerlukan sikap yang dapat memaknai secara tepat bahwa bukan semua cengeng menjadi hal yang salah. Melalui koreksi diri orang tua, maka akan memberikan keseimbangan tepat bagi rasa ego dari orang tua serta sikap anak yang sedang merasakan sebuah gejolak besar. Dengan tidak selalu menyalahkan sikap menangis anak adalah cara tepat bagi membeimbing diri anak agar tidak terlalu cengeng.

Mengontrol Emosi Anak Sebagai Koreksi

Secara tidak sadar, biasanya anak yang cengeng hanya mencari perlindungan yang akan membuat kegelisahan yang dialaminya dapat berkurang dan menjadikan dirinya aman hanya dengan sikap cengengnya tersebut. Yang perlu menjadi koreksi dari orang tua adalah mengenali rasa emosi tersebut sebagai koreksi diri untuk menjadikan anak lebih tegas, bukan dengan memarahi anak yang akan justru membuat anak terbiasa tertutup dan merasakan kekecewaan yang besar.

Menasehati Sekaligus Memberikan Pengertian Kepada Anak

Memberikan nasehat adalah langkah selanjutnya yang akan membuat orang tua semakin mampu mengenal pribadi anak sekaligus memberikan bimbingan kepada anak agar berada pada sikap yang tepat. Terlebih lagi bagi anak yang memiliki usia diatas 1 tahun hingga balita, mereka masih memiliki pengertian bahwa dirinya akan selalu mendapat perlindungan, dan dengan bersikap cengeng mampu meluluhkan hati siapapun terutama orang tua mereka. Hal ini akan mampu membuat anak tumbuh dan semakin dewasa dengan pemikiran yang sangat pendek dan tidak mampu memiliki tanggung jawab dengan baik.

Memacu Rasa Percaya Diri Dari Anak

Dengan mengoreksi diri bagi para orang tua untuk bersikap tegas dan mendidik anak dengan baik maka akan membuat anak mampu teratasi. Salah satunya adalah dengan memacu rasa percaya diri dari anak. Karena dengan memiliki rasa percaya diri, maka anak mampu menjadikan dirinya mengontrol adanya sikap dalap langkahnya. Tanpa harus diberikan banyak penjelasan, anak sudah dapat bertanggung jawab dengan baik.

Menjauh Dari Kebiasaan Menakut-nakuti Anak

Satu hal yang kiranya tidak kalah pentingnya adalah anak memiliki kebiasaan menakut-nakuti anak untuk memberikan rasa agar anak tidak terlalu cengeng. Tetapi, hal ini justru salah, dengan menakut-nakuti anak, maka mereka akan semakin penasaran dan selalu bandel serta sulit untuk diberi pengertian. Belum lagi jika anak tidak mampu menanggapi rasa takut tersebut hanyalah sebuah alasan orang tua, anak akan semakin bingung antara membedakan sebuah hal yang benar dan salah.

Hal diatas telah memberikan banyak maksud dan pengertian bahwa anak yang cengeng sangat erat kaitannya dengan perasaan dan sikap yang nantinya mampu melekat dalam diri mereka. Maka dari itulah, orang tua harus segera merencanakan sebuah langkah tepat untuk mengetasinya dengan baik tanpa menyakiti hati dan perasaan dari anak. Sebuah koreksi diri dari orang tua adalah jawaban yang tepat, namun selaras dengan hal tersebut memang sudah seharusnya jika diatasi secara baik dan tepat agar anak semakin faham dan cengeng yang dimiliki oleh anak tidak berlangsung lama dan semakin melekat pada sikap anak.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Menghadapi Anak Merengek Tentu Menguji Kesabaran, Ini 7 Cara Mudah Mengatasi Anak Suka Merengek

Menghadapi anak yang suka menangis dan merengek tentu menguji kesabaran, Mau dibiarkan saja tangisan bertambah kencang, tapi kalau dituruti takutnya akan jadi kebiasaan untuk mereka.

Sebaiknya jangan memarahinya, dulu. Bunda harus pahami dulu arti rengekan anak-anak. Merengek sering menjadi satu-satunya cara untuk anak kecil dalam mengekspresikan rasa lelah, lapar, rewel, tidak nyaman, dan ingin melakukan sesuatu.

Selain itu karena ingin mencari perhatian agar apa yang menjadi keinginannya bisa terpenuhi. Namun, bisa jadi hal tersebut juga terjadi karena faktor kebiasaan orang tua yang terlalu memanjakan anaknya. Sehingga mereka akan merasa ketergantungan dan selalu merengek setiap meminta sesuatu karena merasa orang tuanya pasti akan selalu menuruti ketika anak merengek.

Akhirnya merengek menjadi senjata sang anak untuk meminta kepada orang tuanya. Di lain sisi, faktor lain yang menyebabkan anak merengek bisa jadi karena mereka memang sedang dalam keadaan tidak nyaman. Seperti merasa mengantuk, lelah, kepanasan, lapar, haus, dan lain sebagainya.

7 Cara Mudah Mengatasi Anak Suka Merengek


Sebaiknya cari tahu terlebih dahulu faktor penyebab anak merengek baru kemudian terapkan cara mengatasi yang tepat. Karena setiap anak memiliki karakter berbeda-beda dan harus diberi treatment yang tepat.

Berikut ini beberapa cara yang bisa Orang tua lakukan untuk mengatasi anak suka merengek:


Katakan Bahwa Orang tua Memahami Mereka

Pada umumnya, anak merengek dan ngambek karena sedang butuh perhatian serta ingin dimengerti dan didengarkan oleh orang tuanya. Semakin Orang tua membiarkan anak merengek dan cuek menanggapinya, maka yang ada anak akan semakin marah dan semakin gencar merengek lagi.

Coba bicara dari hati ke hati ketika anak sudah tenang. Beri anak waktu untuk meluapkan emosinya sampai puas. Setelah tenang baru bisa berdiskusi dan ngobrol dengan anak. Tunjukkan kasih sayang dengan tulus bahwa Orang tua bisa memahami maksud dan keinginan dari rengekan anak.


Tarik nafas panjang agar tetap tenang dan tidak terpancing emosi


Saat anak merengek tiada henti, hal pertama yang harus dilakukan adalah tarik nafas panjang agar tetap tenang dan tidak terpancing emosi utnuk marah-marah. Orang tua juga harus sadar bahwa bersikap kasar atau marah-marah justru tidak akan pernah menyelesaikan masalah dan malah sebaliknya.

Menanggapi anak yang merengek dengan amarah juga akan membuat mereka berpikir bahwa orang tuanya otoriter dan menakutkan. Bukan tidak mungkin hal tersebut akan menimbulkan trauma tersendiri yang terbawa hingga mereka dewasa. Sehingga anak jadi enggan untuk mencurahkan isi hati.


Coba alihkan perhatian pada hal-hal lain yang lebih menarik.

Jika anak masih terus merengek dan sulit diam, coba alihkan perhatian pada hal-hal lain yang lebih menarik. Misalnya saat anak ingin meminta beli mainan baru, maka bisa Orang tua coba ajak untuk bermain dengan menggunakan mainan yang masih ada dengan lebih asyik dan seru.

Bisa juga dengan mengajak anak jalan-jalan sebentar ke taman atau playground. Orang tua juga bisa melakukan aktivitas seru bersama anak seperti membaca buku bersama, mewarnai, menggambar, mengurus tanaman, memasak, dan kegiatan seru lainnya yang semakin mendekatkan hubungan keduanya.


Hindari Mengancam Anak karena akan membuat anak menjadi tidak nyaman


Seringkali ketika sudah tidak sabar orang tua malah justru memberikan kata-kata ancaman kepada sang anak. Contohnya seperti, “kalau kamu tidak diam, nanti mama tinggalin ya, mama gak temenin lagi ya!” Atau dengan menggunakan kata-kata berbau ancaman lainnya untuk menakuti anak.

Namun, cara tersebut justru sangat tidak dianjurkan karena akan membuat anak menjadi tidak nyaman dan trauma di kemudian hari. Di satu sisi anak hanya ingin minta diperhatikan, namun ketika diancam anak akan semakin takut dan sulit meluapkan emosinya.


Peluk Erat karena memeluk dapat memberikan ketenangan untuk anak.


Bahasa tubuh dengan memeluk dapat memberikan ketenangan untuk anak. Pelukan yang erat bisa menjadi solusi untuk mendiamkan anak yagn merengek dan menangis tiada henti. Hal ini dikarenakan anak merasa nyaman dan ada yang melindungi serta menyayangi mereka dengan tulus.

Pelukan juga bisa menjadi cara untuk menunjukkan bahwa Orang tua memahami anak dan ingin mendengarkan apa keluh kesahnya. Mereka pun akan menjadi lebih mudah tenang ketika dipeluk dengan erat dan bisa diajak diskusi dengan baik-baik untuk menyampaikan alasan mengapa merengek.

Beri Waktu Kepada Si Kecil


Kadangkala alasan anak merengek hanya karena ingin meluapkan emosinya. Sehingga mereka butuh waktu untuk sendiri selama beberapa waktu. Jika demikian adanya, maka biarkan si kecil punya waktu sendiri dan jangan diganggu dulu. Bersikaplah seperti tidak terjadi apa-apa.

Tetap kembali ke aktivitas semula dan biarkan hingga si kecil berhenti merengek. Nanti dengan sendirinya mereka akan capek dan sadar bahwa dengan merengek tidak akan menyelesaikan masalah. Alih-alih mendapatkan apa yang diinginkan.


Jangan Terlalu Memanjakan Anak


Karakter anak yang manja biasanya terbentuk karena kebiasaan yang ditanamkan sejak kecil. Jika Orang tua sedikit-sedikit luluh dengan anak yang merengek ketika mereka meminta sesuatu, maka hal tersebut bisa dijadikan sebagai senjata ketika menginginkan sesuatu.

Tentu ini sangat tidak baik untuk ke depannya karena hanya akan membuat anak menjadi ketergantungan dan tidak mandiri. Oleh karena itu, biasakan untuk mengajarkan anak kemandirian, ketegasan, kerja keras, dan kedisiplinan.

Problem anak balita yang suka merengek dan solusinya di atas bisa Orang tua coba ketika mendapati anak tak kunjung diam. Sebagai orang tua tentu harus banyak-banyak bersabar ketika menghadapi kondisi tersebut di atas. Anak merengek adalah awal dari tumbuh kembangnya dalam belajar meluapkan emosi.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top