Balita penjelajah Anda tentunya memperoleh keterampilan baru yang berbeda setiap harinya. Seringkali, kata kasar pertama yang ia ucapkan adalah hasil mimikri atau meniru apa yang ia dengar. Mungkin dia mendengar tetangganya mengatakan itu atau melihat pengemudi yang mengumpat ketika menggunakan kendaraan umum. Jangan panik jika Anda mendengar balita menggemaskan Anda mengulanginya tanpa henti.
Cara terbaik untuk menangani hal ini adalah dengan mengabaikannya sampai anak Anda berhenti. Jika dia meneruskannya, beri pengertian dengan kalimat-kalimat singkat dan mudah dimengerti, lalu alihkan perhatiannya dengan cerita. Kemudian, apa saja yang harus Anda perhatikan dari fenomena yang terjadi pada anak Anda?
Kenapa Anak Bisa Berkata Kasar?
Penyebab anak-anak balita dan anak TK berkata kasar, seringkali berasal dari apa yang mereka dengar. Mereka hanya belajar menggunakan bahasa untuk berkomunikasi, sehingga mereka meniru kata apapun yang mereka bisa. Mereka tidak bermaksud untuk menyakiti atau menyinggung siapapun, mereka hanya mengembangkan kemampuan verbal.
Anak yang lebih tua mengumpat untuk sejumlah alasan.
Jika itu adalah kata yang mereka tidak sering mereka dengar, mereka menggunakannya karena mereka tidak menyadari bahwa kata-kata itu bisa menyinggung orang lain. Mereka mungkin hanya berpikir bahwa ‘kata yang baru itu keren’ untuk dicoba.
Anak-anak juga dapat menggunakan kata-kata umpatan untuk mendapatkan perhatian.
Sebagai orang tua, biasanya kita terkejut ketika anak-anak menggunakan bahasa yang kasar. Memang sangat tidak mudah untuk mengabaikannya, terutama ketika tiba-tiba saja kita mendengarnya. Bisa jadi kita marah atau tertawa dibuatnya.
Apapun respon kita, itulah yang diharapkan anak: perhatian.
Anak-anak kita akan merekam respon Anda terhadap kata itu. Dan ketika mereka sedang haus perhatian, mereka akan mengingat-ingat kata apa yang membuat Anda memperhatikan mereka dan akan menggunakannya lagi dimanapun mereka mau.
Ketika anak-anak mulai besar, mereka belajar bahwa umpatan adalah cara untuk menekan orang lain.
Inilah sebabnya mengapa banyak anak-anak yang berkata kasar ketika mereka masih balita dan berhenti saat prasekolah atau awal sekolah dasar. Tetapi, beberapa anak belajar untuk menggunakannya ketika mereka merasa frustasi atau ingin menyakiti orang lain. Dan, ada juga beberapa anak yang mengumpat hanya untuk pamer di depan teman-teman mereka.
Bagaimana Solusinya
Abaikan
Ketika pertama kali anak Anda mengumpat, tahanlah dorongan untuk tertawa terbahak-bahak, yang akan dipelajari anak Anda untuk melakukannya lagi. Anak-anak suka sekali membuat orang dewasa tertawa, marah, atau kesal. Jadi, ketika anak Anda mencoba berkata kasar untuk pertama kalinya, ingat ini: JANGAN MERESPON.
Beri batasan
Jika anak Anda berusia 2 tahun, Anda dapat memberikan beberapa aturan. Sangat penting untuk melakukan hal ini dengan tenang, tanpa menjadi marah. Karena, jika Anda meledak, Anda hanya mengingatkan bahwa ia bisa mendapatkan perhatian Anda. Saat itu terjadi, katakan padanya bahwa Anda tidak bisa menerima kata-kata seperti itu. Ucapkanlah, “Itu bukan kata yang bisa kamu ucapkan di rumah kita atau sekitar orang lain”
Ganti kata-katanya dengan kata yang baru
Jika anak Anda hanya mencoba kata umpatan sebagai kata yang baru, cobalah membujuknya untuk mengganti dengan kata baru lain yang menarik, seperti “cipiriwit” atau “abrakadabra”. Jika masalahnya adalah dia ingin mengekspresikan amarah atau rasa frustrasinya, dorong dia untuk mengatakan dengan keras, “Aku sedang capek!” atau “Aku marah.”
Disiplinkan
Jika anak Anda tidak bisa berhenti mengumpat bahkan setelah satu atau dua peringatan, maka saatnya untuk taktik disiplin. Tetap tenang, berikan respon dengan cepat, dan konsisten: “Kata itu akan membuat kamu berpikir sendiri.” (Namun ingat, waktu ‘berpikir sendiri’ pada usia dini harus sangat pendek dan dapat diatur di mana saja: kursi belakang mobil, kursi di mal, atau ruang belakang di rumah nenek.)
Jangan berikan apapun.
Jika anak Anda mengutuk karena dia menginginkan sesuatu, pastikan dia tidak mendapatkan apa pun yang dia minta.
Ajarkan rasa hormat
Anak yang suka mengumpat atau berkata kasar akan membuat dia kesulitan mendapatkan teman atau simpati saudara. Jika mengumpat sudah menjadi kebiasaan, jelaskan bahwa itu menyakitkan perasaan orang lain. Sabarlah melakukan hal ini karena anak Anda masih belajar berempati. Namun, teruslah konsisten melakukannya karena dia masih perlu tahu bahwa berkata kasar dan mengumpat itu sangat menyakitkan orang di sekitarnya, bahkan jika dia tidak melakukannya dengan sengaja.
Berikan teladan
Tentu saja, ada aturan yang berbeda untuk perilaku orang dewasa dan anak-anak, tetapi jika anak Anda mendengar kata-kata kasar tersebut dari mulut Anda, maka akan menjadi jauh lebih sulit untuk mengubahnya. Dia juga akan bertanya-tanya mengapa aturan berlaku padanya, tapi tidak pada Anda. Pikirkan anak Anda sebagai spons: dia menyerap apa yang ia lihat dan mendengar di sekelilingnya dan bersemangat untuk berbagi apa yang dia pelajari dengan orang lain, baik maupun buruk.
