Parenting

Anak Berbohong Karena Takut Dihukum, Lakukan 8 ini Jika Anak Sudah Menunjukkan Mulai Berbohong

Menanamkan kejujuran sangatlah penting untuk dilakukan sedari dini sehingga problem anak balita yang mulai berbohong dan solusinya bisa menjadi referensi. Anak yang sering berbohong jika tidak dididik dengan baik khawatir nanti akan terbawa hingga mereka dewasa kelak.

Anak berbohong pada usia ini adalah takut dihukum


Sebenarnya, anak usia balita belum terlalu mengerti bahwa berbohong adalah sesuatu yang salah. Selain itu, ia belum bisa membedakan secara tegas antara imajinasi dan kenyataan.
Daya imajinasinya masih berubah-ubah dan mereka masih tidak tahu batasan antara apa yang diinginkan dan apa yang benar-benar bisa dimiliki.

Alasan lain berbohong pada usia ini adalah takut dihukum. Daripada disalahkan, ia memilih mengatakan, “Si Adit yang menjatuhkan gelas” atau “Rika yang mukul duluan” (padahal, nyatanya, keduanya tidak menyebabkan hal tersebut).

Tips dan Solusi Problem Anak Balita yang Mulai Berbohong dan Solusinya


Jika anak sudah menunjukkan mulai berbohong, maka sebaiknya segera sadari hal tersebut dan cari tahu bagaimana cara mengatasinya. Untuk anak usia balita, mereka berbohong mungkin sebenarnya memang karena belum bisa membedakan antara kebohongan dan kebenaran.


Untuk mengatasinya, coba lakukan hal – hal berikut ini :


1. Beri penjelasan dengan bahasa yang mudah dipahami tentang konsekuensi dari berbohong

Ketika anak sudah bisa memahami perbedaan antara berkata bohong dan mengatakan yang sejujurnya, maka hal tersebut akan terbawa hingga mereka dewasa kelak. Sebagai orang tua, orang tua harus memberi penjelasan dengan bahasa yang mudah dipahami tentang konsekuensi dari berbohong.

Ajarkan anak untuk selalu berkata jujur dengan penuh kasih sayang agar mereka mau menurut tanpa harus dipaksa. Berkata dengan jujur dan sesuai kenyataan juga menjadi salah satu keterampilan sosial penting yang wajib dipelajari oleh setiap anak terutama saat mereka masih di masa-masa golden age.

2. Orang tua harus mencontohkan dengan baik tentang pentingnya bersikap jujur

Orang tua adalah orang terdekat yang dikenal oleh anak-anak sehingga secara otomatis panutan utama mereka adalah orang tua sendiri. Oleh karena itu, orang tua harus mencontohkan dengan baik tentang pentingnya bersikap jujur dan mengatakan yang sebenarnya setiap hari sepanjang waktu.

Contohnya seperti tidak boleh menyalahkan orang lain ketika bersalah, tidak boleh berbohong tentang usia ketika naik transportasi umum atau membeli tiket bermain. Secara tidak langsung, jika anak-anak melihatnya maka bukan tidak mungkin mereka akan menirunya dalam kehidupan sehari-hari.

3. Jangan panggil anak pembohong, cap pembohong akan terus melekat dalam benak mereka

Meskipun orang tua tahu bahwa anak sedang berkata tidak jujur, jangan sampai mereka dilabeli sebagai pembohong. Karena jika hal tersebut dilakukan, maka kata-kata dan cap pembohong tersebut akan terus melekat dalam benak mereka dan bisa menimbulkan trauma tersendiri.

Dalam hal ini, mereka akan memorang tuang dirinya sebagai pembohong sehingga perilakukanya pun akan seperti kata yang dicapkan kepadanya. Kelak akan akan menjadi tidak percaya diri, anti sosial, dan bisa dengan mudah berkata tidak jujur kepada saja yang mana tentu saja akan menimbulkan dampak negatif.


4. Hargai kejujuran anak dan beri pengakuan, ini akan mendorong mereka untuk terus berperilaku jujur


Beri pujian dan apresiasi kepada anak ketika mereka berkata dengan jujur dan tidak berbohong. Sehingga mereka akan menyadari konsekuensi kebaikan ketika mengatakan sesuatu penuh kejujuran. Hal ini juga akan mendorong mereka untuk terus berperilaku jujur hingga kelak dewasa.

Pujian yang diberikan bisa berupa kata-kata seperti, “Terima kasih ya Nak sudah bersikap dewasa, mama papa bangga sekali.” Anak akan merasa senang ketika mendapat pujian seperti itu dan bukan tidak mungkin ketika dewasa nanti kejujuran akan tertanam sebagai hal yang positif dalam dirinya.

5. Anak adalah peniru, orang tua harus mencontohkan yang baik pula


Sebagai teladan yang baik tentu orang tua harus mencontohkan yang baik pula. Bagaimanapun juga anak akan mengamati dan meniru apa yang terjadi di sekitarnya. Sehingga jangan sampai menunjukkan gelagat seperti berbohong atau menjadikan kambing hitam benda lain ketika terjadi sesuatu.

Contohnya, saat anak terjatuh yang disalahkan justru lantainya. Ini akan mengajarkan anak untuk mencari kesalahan orang lain dan berkata bohong. Ketika orang tua sedang pergi atau melakukan sesuatu sampaikan dengan jujur dan beri pengertian tanpa harus berkata bohong atau tidak jujur.

6. Beri Peringatan Kepada Anak untuk memperbaiki kesalahannya


Sudah seharusnya anak diajarkan tentang konsekuensi sejak dini termasuk konsekuensi dari berkata bohong. orang tua bisa memberikan peringatan atau kesempatan kepada anak untuk memperbaiki kesalahannya. Artinya anak sadar jika itu salah dan tidak akan mengulanginya lagi suatu hari nanti.

Sehingga sangat tidak dianjurkan untuk memarahi anak. Lebih baik minta mereka untuk berkata dengan jujur tentang apa yang sebenarnya terjadi. Jika perlu beri hukuman tertentu seperti membersihkan kamar mandi, uang jajan berkurang, dan lainnya asal tidak main fisik.

7. Orang tua harus bisa bedakan alasan untuk berbohong

Anak bisa saja membuat alasan tertentu demi menutupi kebohongannya sehingga sebagai orang tua orang tua harus bisa membedakannya dengan baik. Dengan demikian orang tua pun akan terbantu untuk membuat rencana tentang bagaimana menangani anak yang mulai berkata tidak jujur kepada orang lain.

Contohnya anak-anak yang berbohong ketika melakukan kesalahan. Demi menutupi kesalahannya tersebut maka mereka mencari alasan tertentu yang otomatis bukan kejujuran yang diberikan. orang tua bisa bertanya secara baik-baik, “Apakah hal tersebut benar-benar yang terjadi, Nak?”

8. Minta Bantuan Profesional


Jika tidak tahu lagi harus bagaimana mengatasi anak berbohong, maka orang tua bisa meminta bantuan kepada profesional atau ahli psikolog anak. Jangan sampai kebiasaan anak yang suka berbohong diiarkan terus menerus karena hal tersebut justru akan menyebabkann masalah di masa depannya kelak.

Sebelum semuanya terlambat, akan lebih baik jika mengatasinya di awal meskipun sedikit repot. Karena apa yang tertanam sejak kecil dalam diri anak biasanya akan terbawa hingga mereka dewasa kelak. Jadi dari pada repot nanti dan anak-anak semakin sulit diatur, maka lebih baik segera diatasi sekarang.

Problem anak balita yang mulai berbohong dan solusinya di atas sangat diperlukan oleh para orang tua yang mendapati anak-anaknya mulai menunjukkan gelagat tidak jujur. Mendidik anak balita memang tidak mudah, namun ingatlah selalu bahwa di masa golden age ini orang tua membentuk karakter mereka.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Agar Si Kecil Tak Lagi Berbohong, 8 Cara yang Harus Dilakukan Orangtua untuk Merubah Karakternya Jadi Anak Bisa Dipercaya

Semua orangtua ingin memiliki anak bisa dipercaya sehingga saat tahu berbohong langsung marah dan kecewa. Tapi, sebaiknya jangan buru-buru menjudge diri sebagai orang tua gagal. Berbohong merupakan salah satu sikap yang sering dilakukan si kecil, namun masih dapat diubah oleh orangtua. Untuk bisa membantunya melepas ketakutan jika berkata sebenarnya mungkin membuat orangtua marah. Cobalah memahami anak dengan mencari tahu, hal-hal yang menyebabkan anak berbohong dan tak jujur pada kita. 

Takut: Bisa Jadi Penyebab Anak Suka Berbohong 

Biasanya di usia 3 tahun, si kecil mulai mengenal tentang berbohong. Anak beranggapan bahwa ada hal yang dapat dilakukan tanpa diketahui orangtua. Menginjak usia 4 -6 tahun, anak lebih pintar lagi berbohong disertai mimik wajah dan nada suara. 

Selanjutnya semakin besar, anak dapat berbohong tentang semua hal yang diinginkan. Anak berbohong salah satunya disebabkan oleh perasaan takut dihukum. Selain itu, saat malas mengerjakan sesuatu anak juga dapat berbohong dengan berpura-pura sakit. 

Anak yang suka mendapat perhatian pun sering mencari cara berbohong agar dipuji oleh orang lain. Saat menginginkan sesuatu, si kecil berbohong seperti ingin cepat bermain. Ia mengatakan pada orang tua sudah selesai mengerjakan tugas sekolah, padahal kenyataannya belum. 

Hal yang Harus Dilakukan Orang Tua agar Anak Bisa Dipercaya

Orang tua yang ingin anak bisa dipercaya harus menjelaskan keuntungan dan kerugian berbohong. Buatlah si kecil sadar bahwa dapat dipercaya merupakan karakter paling bagus dalam hidup. Masa depan pun berjalan dengan lancar. Untuk menanamkan karakter ini, cobalah terapkan langkah berikut: 

1. Berikan Peringat, Tentang Hal-hal yang Masih Wajar dan Dimakulumi dengan yang Tidak Bisa Diwajarkan

Orangtua perlu mengajarkan si kecil perilaku mana yang dapat diterima dan tidak bisa diterima. Jelaskan konsekuensi berbohong supaya ke depannya tidak mengulangi kesalahan yang sama. Meskipun begitu, orangtua tidak dibenarkan melakukan kekerasan fisik.

Jelaskan pentingnya menjadi anak dapat dipercaya. Salah satunya memiliki banyak teman, disayang orangtua, guru dan yang lain. Ajari anak untuk berlaku jujur agar hidupnya damai, tidak diliputi rasa was-was. 

2. Hadir Menjadi Pendengar yang Baik untuk Hal-hal yang Ingin Anak Sampaikan

Dengarkan semua yang disampaikan si kecil tanpa menghakimi dan memberi komentar jika si kecil tidak memintanya. Jangan marah atau kesal supaya tidak keluar kata-kata menyakiti anak. Jika hal ini terjadi, hubungan orang tua dan anak bisa renggang. 

Dengarkan dan lihat sesuatu dari sudut pandang anak. Ciptakan jembatan pemahaman agar bertahan dalam jangka waktu yang lama. Kondisi ini memudahkan si kecil menyampaikan apa saja yang dialami atau dilakukannya tanpa takut dihakimi. 

3. Jangan Menegur Anak di Depan Orang Banyak, Karena Bisa Membuatnya Malu dan Berkecil Hati

Menegur saat anak melakukan kesalahan memang sangat dianjurkan, tetapi tidak di depan banyak orang. Apalagi di depan teman atau guru yang diidolakannya. Sebab tindakan ini menyakiti perasaan si kecil bahkan menurunkan harga dirinya.

Komunikasikan dengan anak saat di rumah. Sampaikan harapan orang tua padanya. Jangan lupa pasang telinga untuk mendengarkan semua keluh kesah si kecil. Hargai perasaannya supaya dia merasa nyaman. Hari-hari berikutnya anak pun lebih dapat dipercaya.

4. Bangun Kepercayaan dan Hubungan yang Baik Antara Bunda dan Anak 

Semua orangtua tentu sayang pada anaknya, namun ada kalanya tidak dapat mengungkapkan dengan tepat. Ketika kesalahan dilakukan langsung naik emosi memarahi anak. Padahal, bukan ini yang dibutuhkan si kecil. Apalagi jika dia tidak tahu bahwa perbuatannya salah.

Harusnya orangtua bertanya atau cari tahu dulu masalah yang terjadi. Pola didikan berpengaruh dalam pembentukan karakter anak dapat dipercaya. Jika orangtua suka marah tanpa ingin mendengarkan penjelasan si kecil, ke depannya tidak ada hal jujur disampaikan anak.

5. Hindari Membandingkan Anak dengan Anak Lain, Apalagi Sampai Menggunakan Kalimat yang Memojokkan Ia

Semua anak memiliki keunikan masing-masing, poin ini harus dipahami betul oleh orang tua. Sebab sampai sekarang ini masih banyak sekali orang tua membandingkan si kecil dengan saudaranya, anak tetangga atau teman sebayanya. 

Jika terus dibandingkan, anak akan berkecil hati bahkan bisa memendam kebencian. Tidak lagi mau terbuka dengan orang tua. Jika orang tua bertanya, anak akan mencari kata yang tepat bahkan rela berbohong supaya tidak dibandingkan lagi dengan orang lain. 

6. Jangan Jadi Orangtua yang Terlalu Menuntut Agar Si Kecil Jadi Anak yang Sesuai dengan Keinginan KIta

Orangtua memang ingin yang terbaik untuk si kecil. Tetapi, sebagai seorang manusia anak juga punya keinginan sendiri. Tidak boleh terlalu menekankan ambisi orang tua pada anak supaya tidak menambah beban bagi dirinya dan mengurangi risiko berbohong.

Misalnya orangtua ingin anaknya bagus nilai ujian Matematika. Tetapi, anak tidak ada minat dan bakat dalam bidang ini. Karena takut dimarahi, anak bersedia melihat buku atau menyontek saat ujian demi memperoleh nilai bagus. Oleh sebab itu, sebaiknya orang tua tidak terlalu menuntut si kecil. 

7. Berhenti untuk Selalu Menghakimi Anak Atas Apa Kesalahan atau Apa Saja yang Dilakukannya 

Semua orang di dunia pasti pernah berbuat salah tak terkecuali si kecil. Sebagai orangtua tidak seharusnya selalu menghakimi anak atas kesalahan yang dilakukan. Meskipun sengaja atau tidak, Anda harus menjaga perasaannya. 

Silakan beri teguran dan hukuman agar ke depannya menjadi lebih baik. Jangan tekan mentalnya dengan selalu menyalahkan anak. Semakin dimarahi anak bertambah takut mengungkapkan kejadian sebenarnya. Akibatnya demi melindungi diri, anak selalu mengatakan kebohongan kepada orang tua. 

8. Bangun Kecerdasan Emosional dalam Diri Anak 

Dapat dipercaya berhubungan dengan kondisi emosional si kecil. Tawarkan keadaan emosional nyaman dan aman bagi anak. Ketenangan diperlukan supaya emosi yang dimiliki bisa dikelola dengan baik. Anak akan tumbuh menjadi pribadi berani menyampaikan hal sebenarnya kepada orangtua dan orang lain. Si kecil juga tidak sembarangan berbuat untuk menjaga kepercayaan orang lain padanya. Itulah hal yang harus dilakukan orangtua menumbuhkan karakter anak bisa dipercaya. Bukan mudah mendidik sikap ini apalagi jika anak memiliki perasaan takut dihakimi atau dimarahi orang tua. Makanya, tetap lembut dan hargai perasaan si kecil.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Anak Sering Berbohong? Ternyata Ada Beberapa Cara Agar Anak Bisa Dipercaya dan Dian Diandalkan

Terkadang kebiasan berbohong juga bisa terlihat sejak kecil, hal ini tentu saja berbahaya. Namun untuk memastikannya tidak terjadi pada si kecil Anda bisa gunakan banyak cara agar anak bisa dipercaya melalui perkataannya atau diberi amanat untuk melakukan sesuatu.

Namun, pada kenyataannya banyak anak tidak bisa percaya kepada orangtuanya, mereka sungkan membagikan masalahnya karena suatu hubungan yang berjarak. Anak lebih nyaman cerita pada temannya. Sementara kadang teman yang diajak bercerita belum tentu tepat atau dapat memberikan bantuan untuk si Anak. 

Alhasil, pada moment-momen tertentu anak bisa jadi berbohong kepada orangtuanya. Untuk memahami anak agar tak lagi jadi pembohong, beberapa cara di bawah ini bisa mulai Bunda lakukan pelan-pelan. 

Cara Agar Anak Bisa Dipercaya dan Menjadi Pribadi yang Tidak Suka Berbohong 

Punya anak yang bisa dipercaya merupakan salah satu keuntungan dan buah didikan yang bagus dari orangtuanya. Namun untuk bisa mendapatkannya juga bukan hal mudah, ada edukasi juga teknik parenting harus diterapkan dengan konsisten agar berbuah manis di kemudian harinya.

1. Jadilah Orangtua Sekaligus Teman dengan Menjadi Pendengar yang Baik Untuknya

Salah satu cara agar bisa menjadi orang yang dipercaya adalah dengan membuat anak jadi pendengar yang baik. Ajarkan kepada si kecil jika ada orang sedang berbicara maka jangan asal memotong percakapan tersebut. Harus didengarkan sampai cerita yang ingin disampaikan selesai.

Menjadi pendengar yang baik bisa dilatih sejak dini. Misalkan saja ketika anak sedang membicarakan kesehariannya Bunda juga harus mendengarkan dengan baik. Secara tidak langsung si kecil juga akan melakukan hal serupa ke orang lain yang ada di sekitarnya. Dipercaya karena bisa jadi pendengar baik.

2. Pahami Karakter Anak dengan Siap Menumbuhkan Kecerdasan Emosional yang Dimilikinya

Anak-anak adalah wadah kosong yang bisa diisi dengan apa saja, termasuk edukasi pembelajaran baru yang bisa mengolah emosi jadi lebih baik. Kemampuan berpikir anak-anak dengan EQ tinggi bisa menghasilkan pilihan lebih baik. Karena mereka juga belum didorong oleh kebutuhan pribadi.

Agar bisa membesarkan anak yang cerdas mengolah emosional mulailah dengan menawarkan keadaan emosional yang aman dan nyaman. Ketenangan dan empati harus didapatkan oleh anak tersebut agar ia juga bisa mengelola emosi secara baik, menyampaikannya ke orang lain dengan jelas

3. Jangan Terlalu Sering Mengancam Anak Hanya Karena Ia Melakukan Kebohongan Kecil

Ketika anak selalu berbohong dan melakukannya seperti tidak apa-apa lebih baik Bunda mencarinya. Cara membuat anak bisa berubah menjadi lebih percaya adalah memberikan pengertian kepada mereka tentang berbuat salah adalah kesalahan wajar yang bisa terjadi pada siapa saja.

Ketika mengetahui anak sedang berbohong jangan langsung mengancam anak. Jika sudah merasa terancam biasanya si kecil justru lebih takut untuk mengungkapkan kebenarannya. Oleh karena itu lebih baik mengajaknya diskusi lebih dulu berkomunikasi agar ia merasa terbuka dan tidak takut lagi.

4. Hindari untuk Menegur Anak di Depan Banyak Orang Apalagi di Depan Teman-temannya

Anak paling tidak suka jika ia berbuat salah kemudian ditegur di depan banyak orang. Selain membuatnya jadi tidak enak hati, perbuatan itu juga bisa menurunkan harga diri mereka, bahkan menyakitinya jika tidak sengaja kata-kata kasar terucap keluar. Hargai perasaannya agar namanya tetap baik.

5. Bangunlah Hubungan yang Baik Antara Kita Sebagai Orangtua dengan Ia Sebagai Anak

Setiap orangtua pasti menyayangi anaknya, namun terkadang tidak bisa mengungkapkannya dengan baik. Saat anak berbuat salah biasanya orangtua cenderung memarahinya lebih dulu daripada bertanya tentang apa yang terjadi. Kalau seperti ini jangan heran jika anak jadi kena mental dan tidak bahagia.

Sebenarnya sikap orangtua adalah salah satu faktor agar anak-anak bisa merasa akrab dan tidak kaku dalam mengutarakan perasaannya. Dalam prosesnya Ayah atau Ibu juga harus bersabar dan mau menurunkan ego kepada anak. Dengan begitu komunikasi dua arah akan berjalan dengan baik.

6. Setiap Anak Berbeda, Jangan Pernah Membanding Bandingkannya dengan Anak Orang Lain

Kebanyakan orangtua pasti sering membanding-bandingkan antara anaknya dan anak orang lain. Hal satu ini ternyata juga bisa jadi faktor dari kebencian anak dalam hati. Terkadang karena terlalu membandingkan dengan orang lain lupa akan perasaan dari anaknya sendiri.

Jika terus dibanding-bandingkan dengan orang lain sikap si kecil juga jadi berubah. Dia tidak akan mau terbuka dengan orang tuanya, kemudian mencoba merasakan juga memendam semuanya sendiri. Lama kelamaan hubungan antara anak dan ayah ibunya juga renggang. Sama sekali tidak akrab dan kaku.

7. Jangan Menuntut Anak Memenuhi Ambisi Pribadi Kita Sebagai Orangtua

Faktor lain yang membuat anak jadi orang yang suka berbohong adalah karena ambisi orangtuanya. Masih ada banyak orang tua tidak bisa memisahkan antara ambisi pribadinya dengan keinginan dari sang anak. Terlalu menekankan ambisi ke anak adalah hal yang tidak seharusnya dilakukan.

Misalnya saja menuntut anak untuk punya nilai bagus dan akan memarahinya jika tidak dapat menggapainya. Tentu saja anak akan takut mengatakan sejujurnya dan lebih memilih diam karena takut dimarahi oleh orang tuanya. Hal yang seharusnya dilakukan adalah memotivasinya agar lebih baik lagi.

8. Jangan Selalu Menyalahkan Anak Atas Kesalahannya

Terakhir adalah berhenti untuk selalu menyalahkan anak. Masa tumbuh kembangnya akan sangat memprihatinkan jika hanya diisi dengan saling menyalahkannya saja, mental dan kondisi psikologis dari anak bisa sangat terganggu. Si kecil akan tumbuh jadi anak yang kurang percaya diri.

Setiap kali ia salah jangan langsung memarahinya, hal ini hanya akan membuatnya takut untuk mengungkapkan perasaan sebenarnya. Lama kelamaan ia justru akan semakin menjauh dan selalu mengatakan kebohongan saja kepada ayah ibunya. Tentu Anda tidak ingin anak-anak seperti ini.

Bagaimana anak tumbuh besar nanti tentu saja merupakan sumbangsih dari orang tuanya. Pupuklah dan rawatlah dari sekarang. Tanamkan nilai-nilai yang baik, jadilah contoh yang baik juga bagi mereka. Terakhir konsistensi adalah kunci agar semua membuahkan hasil sempurna sesuai keinginan.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Bunda, Apakah Si Kecil Sudah Mulai Berbohong? Bagaimana Sikap Kita Seharusnya?

Jika anak sudah mulai berbohong, bagaimana cara kita mengatasinya? Ya, setiap orangtua pasti mendambakan seorang anak yang tumbuh dengan segala kecerdasan yang dimilikinya. Selain itu, kita juga tentu menginginkan kepribadian anak yang baik dan berkarakter. Namun, nyatanya sekarang ini banyak sekali para anak yang sudah mulai berbohong pada orangtuanya.

Lalu sebagai orangtua, bagaimana kita seharusnya menyikapinya? Dalam artikel ini akan dijelaskan tentang bagaimana sikap kita sebagai orangtua ketika mendapati anak sudah mulai suka berbohong. Nah, jika Bunda ingin tahu penjelasannya, maka simak artikel ini sampai selesai.

Tahukah Bunda, Jika Anak Usia 2 Tahun pun Sudah Bisa Mulai Berbohong pada Orangtuanya?

Kita sebagai orangtua pasti akan sangat bahagia jika tumbuh kembang anak bisa berjalan optimal, tanpa ada masalah yang berarti. Idealnya memang begitu, namun yang namanya anak tentu ada pasang surutnya dalam perkembangan dan perilaku sehari-harinya. Salah satu masalah yang kerapkali dihadapi oleh para orangtua adalah anak yang suka berbohong.

Problema anak berbohong bisa terjadi pada usia berapa pun. Bahkan anak usia dua tahun pun sudah bisa mulai berbohong pada orangtuanya. Tentu saja kebohongan yang dilakukan oleh anak usia dua tahun dengan anak balita atau diatasnya akan berbeda.

Hanya Saja pada Anak Usia 2 Tahun, Kebohongannya Masih Sederhana, Sebab Dia Belum Bisa Membedakan Fantasi dan Realita

Untuk anak usia dua tahun kebohongannya masih sederhana. Seperti yang telah kita tahu, bahwa anak usia dua tahun masih belum bisa membedakan  apa itu fantasi, dan apa itu realita. Pada usia ini anak belum paham konsep berbohong dan berkata jujur. Jadi, Bunda jangan panik atau cemas ketika anak mulai mengarang cerita.

Mengapa anak usia dua tahun terlihat seperti berbohong ketika sedang bercerita? Karena imajinasinya sedang aktif-aktifnya, si kecil sedang berkembang sangat pesat sehingga apa yang ada dalam pikirannya menurut dia itu nyata. Seperti dia melihat ikan berenang di bak mandi, atau melihat ada Doraemon di kolong tempat tidurnya. Kesannya memang seperti berbohong, tetapi itulah cara anak untuk mengembangkan imajinasinya. Jadi, kita cukup mendengarkan saja apa yang dicelotehkan oleh si kecil, karena dia tidak bermaksud berbohong tetapi sedang mengembangkan imajinasinya.

Jika Anak dengan Usia Lebih dari 2 Tahun Masih Menunjukkan Indikasi Berbohong, Bunda Harus Ekstra Dalam Mendidiknya. Meski Begitu, Tetap Bersikap Tenang ya, Bun!

Sekali lagi Bunda harus tetap tenang, anak balita atau TK sudah mulai memahami perbedaan antara khayalan dan kenyataan, tetapi belum sepenuhnya mengerti. Sikapi kebohongan anak dengan mengingatkan diri sendiri bahwa anak berbohong adalah sebuah bukti bahwa dia sedang belajar memahami mana yang baik dan mana yang buruk. Selain itu, buah hati juga sedang memahami mana yang khayalan dan mana yang nyata.

Setelah Itu, Cari Tahu Mengapa Anak Berbohong

Jika kebohongan anak terjadi karena ia ingin merasa penting dan dihargai, coba penuhi keinginan si kecil itu. Buat anak merasa lebih istimewa dan dan dihargai dengan selalu memuji upayanya berkata jujur atau ketika ia sudah berbuat baik. Dengan begitu maka anak akan terpacu untuk berkata jujur dan berbuat baik karena akan mendapatkan penghargaan dari Bunda sebagai orangtuanya yang begitu disayanginya.

Pelan-pelan Jelaskan Tentang Pentingnya Kejujuran pada Anak

Anak TK sudah paham jika berbohong itu tidak baik, namun dalam kenyataannya ia masih sangat sulit untuk mempraktekannya. Bunda bisa membantu dengan menjelaskan padanya, mengapa jujur itu penting dan berbohong bisa menyebabkan masalah serius untuk kedepannya. Bunda bisa mencari buku atau cerita tentang anak yang berbohong dan akibatnya.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top