MPASI merupakan singkatan dari makanan pendamping ASI yang biasanya diberikan pada bayi di atas 6 bulan. Makanan ini diperlukan sebagai tambahan nutrisi untuk si kecil. Panduan MPASI ini juga sudah direkomendasikan oleh WHO menganjurkan minimal 4 bulan dan jika memungkinkan 6 bulan pertama.
Kapan Anak Mulai Diberi MPASI?
Sebagaimana yang telah dianjurkan oleh WHO bahwa pemberian MPASI disarankan untuk anak berusia 4 sampai 6 bulan asalkan memiliki catatan atau tanda. Syarat pertama yakni berat badan anak tidak cukup bertambah meskipun sudah diberikan ASI.
Sedangkan syarat kedua adalah anak sudah menunjukkan tanda kelaparan meskipun sering diberikan ASI. Dua hal tersebut menjadi tanda bahwa anak sudah siap untuk mendapatkan MPASI. Namun, jika tidak mengalami tanda-tanda di atas maka jangan terlalu memaksakan diri.
Sebisa mungkin hindari memberikan makanan pendamping ASI terlalu dini. Jangan lupa untuk konsultasikan kepada dokter anak apakah sudah diizinkan atau belum. Meskipun makanan pendamping sudah diberikan kepada anak namun ASI tetap harus diberikan hingga si kecil berusia 2 tahun.
Panduan MPASI Menurut WHO
WHO tidak menyarankan pemberian menu tunggal 14 hari termasuk pemberian jenis makanan tertentu. Karena gizi seimbang sudah seharusnya diperkenalkan sejak hari pertama bayi mendapatkan makanan pendamping.
Berikut ini panduan MPASI yang disarankan oleh WHO:
Anjuran Jenis Makanan
Tujuan utama memberikan makanan pendamping ASI kepada si kecil adalah untuk mencukupkan kadar mikronutrien dan makronutrien pada bayi yang tidak hanya sekedar membuatnya kenyang. Jika hanya memberikan buah atau sayur murni saja, maka kebutuhan gizi mikro dan makro akan kurang tercukupi.
Zat gizi mikro yang dibutuhkan tubuh dan harus terpenuhi dengan baik terdiri dari vitamin A, vitamin B, vitamin C, mineral, zat besi, kalsium, dan lain sebagainya. Pemberian makanan yang harus diutamakan saat MPASI berupa protein, karbohidrat, lemak, serta sayur dan buah untuk memenuhi gizi makro.
Bolehkah Memberikan Makanan Instan?
Karena kesibukan orang tua, terkadang masih banyak yang memberikan MPASI intan kepada sang buah hati. Sebaiknya jangan terlalu mengandalkan menu MPASI instan dan usahakan untuk tetap menyiapkan makanan pendamping sendiri agar Anda paham betul kecukupan gizi untuk dikonsumsi.
MPASI buatan pabrik memang bisa dijadikan sebagai pilihan karena di dalamnya terdapat kandungan zat besi, mikronutrien, dan lainnya. Namun, jangan dibiasakan setiap hari karena gizi yang real dari makanan murni seperti sayur dan buah secara langsung akan lebih baik untuk si kecil.
Jadikan Menu Tunggal Sebagai Snack
Menu tunggal yang dimaksud di sini adalah makanan yang tidak diolah atau dicampur dengan bahan makanan lainnya. Menu tunggal sebaiknya cukup dijadikan snack dan jangan mengandalkannya sebagai menu utama. Menu ini diperlukan untuk mengenalkan jenis makanan secara berkala kepada anak.
Perlu diketahui bahwa alergi makanan pada anak sangat mudah ditebak meskipun sifatnya jarang. Anda bisa memberikan menu tunggal berupa buah-buahan maupun sayur yang bisa dikonsumsi langsung si kecil. Bisa dengann merebusnya atau mengolahnya menjadi bubur agar mudah dikunyah dan ditelan.
Hindari Jus Buah Sebagai Menu MPASI
American Academy of Pdiatrics tidak menyarankan konsumsi jus buah untuk bayi yang masih berusia 0 – 12 tahun. Hal ini dikarenakan jus buah tidak memberikan kontribusi yang bagus untuk pola diet sehat si kecil. Lebih baik biarkan anak untuk mengkonsumsinya secara langsung dengan cara memotongnya.
Jika usianya sudah lebih dari satu tahun, baru Anda bisa memberikan jus buah namun tetap ada standarnya yakni maksimal ukuran 120 ml setiap harinya. Karena jika terlalu berlebihan mengkonsumsi jus buah, maka dapat menyebabkan berat badan si kecil sulit naik.
Jangan Menunda Mengenalkan Makanan yang Picu Resiko Alergi
Ikatan Dokter Anak Indonesia sudah menjelaskan bahwa presentasi alergi makanan pada anak hanya sekitar 6 – 8% saja. Sehingga tidak ada salahnya Anda mengenalkan berbagai jenis makanan pada si kecil. Jika semakin menunda mengenalkan makanan pada bayi, maka resiko alergi semakin tinggi.
Bahan makanan yang biasanya memicu terjadinya alergi seprti ayam, telur, susu, makanan laut, kacang-kacangan, dan lain sebagainya. Sebaiknya berkonsultasi kepada dokter atau ahli gizi terlebih dahulu jika ragu karena dokter biasanya akan memberi saran makanan apa yang cocok dan tidak.
Rekomendasi Menu Makanan Pendamping ASI
Agar anak tidak merasa bosan, maka Anda harus membuat menu yang bervariasi untuk MPASI setiap harinya. Cobalah beberapa jenis makanan yang mengandung nilai gizi tinggi untuk mengetahui apakah anak alergi atau tidak dan menyukai makanan tersebut atau tidak. Berikut ini rekomendasi menu MPASI:
Puree Alpukat dan Pisang
Pisang dan alpukat merupakan jenis buah-buahan yang sangat cocok untuk MPASI karena selain teksturnya lembut sehingga mudah dikunyah, kandungan gizinya juga cukup tinggi. Cara membuatnya pun sangat mudah, Anda tinggal menyiapkan pisang, alpukat, dan ASI atau susu formula.
Pertama cucui bersih buah alpukat dan pisang lalu kupas kulitnya. Ambil bagian dalam alpukat dan pisang kemudian blender masing-masing. Aduk kedua buah tersebut dan campur dengan ASI atau susu formula hingga merata. Pisang dan alpukat sangat bagus karena kaya vitamin dan mengandung antioksidan.
Puree Kentang, Brokoli, dan Kaldu Ikan
Brokoli dan kentang mengandung nutrisi berupa vitamin, protein, dan karbohidrat yang sangat bermanfaat untuk tubuh. Bahan-bahan yang diperlukan juga mudah ditemukan. Cukup siapkan kentang, brokoli, dan ati ayam. Sebelum mengolahnya cuci bersih bahan-bahan tersebut terlebih dahulu.
Setelah itu, potong kentang dan brokoli menjadi beberapa bagian lalu kukus selama kurang lebih 10 menit. Rebus ati ayam hingga matang lalu blender semua bahan tersebut hingga halus agar anak bisa lebih mudah mengunyahnya. Ketika sudah memiliki gigi coba latih mereka mengkonsumsi tanpa harus dihaluskan.
Puree Ayam, Beras Merah, Buncis, dan Tahu
Kandungan gizi yang terdapat pada beras merah, ayam, tahu, dan buncis sangat bagus untuk menjaga keseimbangan nutrisi pada tubuh bayi. Anda cukup menyiapkan 2 genggam beras merah, 1 buah tahu sutra, 25 gram ayam cincang, 5 buncis, dan geprek bawang putih.
Langkah pertama membuat menu ini adalah dengan merendam beras merah selama setengah hari dan masak beras tersebut menjadi bubur. Kukus ayam dengan rebusan kaldu bawang putih selama kurang lebih 30 menit. Saring tahu, lumat, blender buncis, dan campur semua bahan tersebut menjadi satu.
Puree Oat dan Salmon
Makanan yang mengandung omega 3 tinggi sangat bagus untuk perkembangan otak anak. Salah satu jenis makanan yang memiliki kandungan ini adalah salmon. Sementara itu, oat juga mengandung gizi yang sangat bagus berupa vitamin dan serat yang dibutuhkan oleh tubuh.
Siapkan bahan-bahan berupa oat, salmon, bawang putih yang digeprek, seledri, dan perasan air jeruk nipis. Lumuri ikan salom selama 10 menit dengan air jeruk nipi salu kukus bersama seledri dan bawang putih. Masak oat hingga matang lalu campur semua bahan dan blender hingga lunak.
Puree Daging, Kentang, Tomat, dan Wortel
Daging, kentang, wortel, dan tomat sangat bagus untuk dikonsumsi sebagai makanan pendamping ASI karena kaya akan vitamin yang tinggi. Siapkan semua bahan-bahan tersebut di atas termasuk bawang putih, daun bawang, dan bawang bombai secukupnya sebagai bumbu.
Setelah semua bahan siap, rebus bawang-bawangan yang sudah digeprek sebelum memasukkan daging sapi cincang. Tunggu hingga 30 menit dan sambil menunggu potong kentang dan wortel untuk dikukus selama 20 menit. Blender semua bahan hingga halus dan saring agar terpisah puree dan airnya.
Bubur Ikan Dori
Bubur ikan dori bisa menjadi salah satu menu pilihan yang bakal menjadi favorit anak. Karena selain cita rasanya gurih, tekstur ikan ini juga lembut sehingga mudah dikunyah dan ditelan oleh anak. Cukup siapkan ikan dori, beras putih, bawang bombai, seledri, jahe, dan air secukupnya.
Masak beras putih terlebih dahulu sampai matang dan aduk hingga nasi setengah lembek. Setelah itu, masukkan ikan dori, dan bahan-bahan lainnya. Jahe di sini memiliki fungsi untuk menghilangkan bau amis pada ikan. Aduk semuanya dan campur rata. Biarkan dingin lalu saring dan sajikan.
Puree Wortel dan Nasi Kentang
Kentang mengandung karbohidrat yang bagus buat tubuh. Sementara itu, wortel memiliki kandungan vitamin A yang sangat bagus untuk kesehatan mata anak. Siapkan nasi putih, seledri, kentang, wortel, dan susu formula atau ASI secukupnya. Cuci semua bahan terlebih dahulu hingga bersih.
Masak nasi putih untuk dijadikan bubur dan tambahkan seledri. Kukus kentang dan wortel sampai empuk. Lalu saring bahan-bahan yang telah dimasak tersebut setelah matang. Campurkan semua bahan yang sudah disaring dengan ASI atau susu formula dan aduk hingga rata.
Puree Bayam dan Jagung Manis
Bayam merupakan jenis sayuran yang kaya akan serat sehingga sangat bagus untuk meningkatkan metabolisme tubuh. Jagung dan bayam menjadi olahan yang sangat ideal dan bisa menjadi favorit sang anak. Anda bisa memberikan menu ini untuk disajikan bersamaan dengan bubur nasi.
Siapkan jagung manis, daun bayam, dan air matang. Sebelum diolah, pastikan semua bahan-bahan tersebut sudah dicuci bersih lalu rebus jagung manis hingga empuk. Setelah empuk serut dan masukkan bayam ke air mendidih. Campur semua bahan dan blender hingga halus.
Apple Stew dengan Cinnamon
Apple stew dengan cinnamon bisa menjadi salah satu menu MPASI andalan Anda. Cinnamon dan apel menjadi kombinasi menu yang sangat menarik karena selain kandungan gizinya tinggi, aromanya juga menggugah selera. Cukup siapkan apel, air, dan bubuk kayu manis secukupnya.
Setelah semua bahan sudah bersih, kupas dan potong apel berbentuk dadu. Kukus irisan apel tersebut dan haluskan menggunakan food processor atau blender. Saring apel menggunakan alat penyaring dan tambahkan bubuk kayu manis secukupnya. Aduk hingga rata dan menu apple stew siap disajikan.
Memperhatikan panduan MPASI sangatlah penting bagi orang tua yang selalu ingin memberikan yang terbaik untuk anaknya. Tujuannya agar kandungan gizi yang dibutuhkan oleh anak benar-benar tercukupi dengan baik. Anda bisa mencoba berbagai menu di atas sebagai referensi.