Normalnya bayi terlahir dengan bentuk kepala bulat. Tapi ternyata ada juga bentuk kepala bayi yang berbentuk tidak bulat ataupun rata. Banyak bayi terlahir dengan kepala berbentuk lonjong, yang disebabkan oleh adanya tekanan di jalan lahir pada waktu proses persalinan. Biasanya, bentuk kepala yang lonjong tersebut dapat kembali bulat dengan sendirinya dalam waktu sekitar 6 minggu.
Kepala bayi yang bentuknya tidak bulat, dan bukan disebabkan oleh tekanan pada proses persalinan, sering disebut dengan istilah peyang. Sebenarnya tidak ada penelitian yang menunjukkan jika bentuk kepala yang tidak rata atau peyang akan mempengaruhi perkembangan otak bayi, hanya saja bentuk kepala bayi yang tidak rata akan mempengaruhi bentuk wajah dan kepala menjadi tidak simetris. Oleh karena itu jangan mengabaikan kondisi tersebut begitu saja ya Bun!
Mari Melihat Kondisi ‘Peyang’ Dari Kaca Mata Medis
Saat bayi dilahirkan, tulang tengkorak mereka masih lunak dan sambungan antar tulang tengkorak masih fleksibel untuk memberi ruang bagi pertumbuhan otak yang terjadi pada tahun pertama kehidupannya. Hal itulah yang membuat kepala bayi dapat berubah bentuk, sampai tulang tengkorak bayi benar-benar keras.
Dalam dunia kedokteran kepala bayi yang peyang biasa disebut plagiocephaly dan brachycephaly. Plagiocephaly merupakan suatu kondisi dimana salah satu sisi kepala bayi datar, sehingga bentuk kepala terkesan asimetris, posisi kedua telinga dapat menjadi tidak sejajar dan kepala terlihat seperti jajar genjang bila dilihat dari atas. Terkadang dahi dan wajah bisa menonjol sedikit di sisi yang sama dengan sisi kepala yang datar. Sedangkan brachycephaly kondisi dimana bagian belakang kepala bayi menjadi rata, menyebabkan kepala terkesan melebar, dan terkadang dahi menonjol ke depan.
Masalah Saat Di Rahim Hingga Salah Posisi Tidur Bayi Bisa Jadi Penyebab Kepala Si Kecil Peyang
Penyebab yang paling umum biasanya dikarenakan posisi tidur bayi. Posisi tidur telentang memang lebih aman bagi bayi, namun tidur telentang selama berjam-jam dengan posisi yang sama dapat menyebabkan kepala bayi menjadi datar pada satu sisi, terutama untuk bayi prematur. Penyebab lainnya adalah masalah pada rahim, tekanan dapat terjadi pada kepala bayi saat belum lahir, yang disebabkan oleh adanya penekanan di dalam rahim atau karena kekurangan cairan ketuban yang berfungsi untuk melindungi bayi.
Penyebab lainnya bisa karena kondisi craniosynostosis, dalam dunia medis kondisi itu bisa disebabkan oleh penyatuan lempeng-lempeng tulang tengkorak yang terlalu dini. Kondisi kepala yang peyang ini tidak menyebabkan rasa sakit pada bayi karena tulangnya yang masih lunak sehingga fleksibel. Sebenarnya bentuk kepala bayi yang peyang tidak berpengaruh pada perkembangan otaknya dan tidak menyebabkan kelainan bentuk kepala dikemudian hari, karena seiring berjalannya waktu bentuk kepala akan kembali normal.
Meskipun Tidak Berbahaya, Sebisa Mungkin Jangan Sampai Kepala Buah Hati Peyang
Meskipun tidak membahayakan kesehatan, kepala bayi peyang sebaiknya jangan diabaikan. Ada beberapa cara yang bisa anda gunakan untuk menghindari atau mengatasi kepala si buah hati yang peyang. Mengubah posisi tidurnya dapat mencegah kepala bayi menjadi peyang. Usahakan agar bayi tidur telentang dengan posisi kepala miring ke sisi kanan atau sisi kiri, secara bergantian.
Cara lain yang bisa dilakukan dengan mengubah posisi tempat tidurnya, bayi akan tertarik melihat benda-benda yang bercahaya terang atau ke arah jendela. Mengubah letak tempat tidurnya akan mendorong bayi untuk menengok ke arah yang berbeda, sehingga tidak selalu menekan di satu sisi saja. Bisa juga divariasikan dengan cara menggendong bayi pada posisi tegak, baik didekap atau dengan posisi miring untuk mengurangi penekanan pada bagian belakang kepalanya.
