Parenting

8 Keseruan Menjadi Ibu yang Full Time di Rumah. Nomor 4 paling Banyak Dialami

Menjadi ibu yang fulltime di rumah. Pernahkan anda menginginkan hal itu? Atau malah anda adalah salah satunya? Tentunya banyak cerita yang bisa dibagi dari para perempuan yang memilih kesempatan ini. Kita simak, yuk, apa saja keseruan yang dialami!

ibufulltime

1. Menjadi saksi perkembangan anak pertama kali

Saat menjadi pekerja, seorang ibu yang mendapat laporan perkembangan dari pengasuh anaknya, pastinya merasa bahagia. Tidak begitu halnya dengan ibu yang berada di rumah penuh waktu. Setiap keahlian baru, setiap celoteh baru, dan setiap keceriaan adalah momen berharga. Kesempatan itu akan sangat langka sekiranya ia tidak memutuskan untuk berada di rumah. Sang ibu tidak akanpernah mendapatkan laporan langsung dari pengasuhnya. Ia langsung menjadi saksi matanya.

mengoptimalkan perkembangan anak

2. Bangun lebih pagi, tidur lebih larut.

Ketika semua sudah tidur, ibu penuh waktu masih harus menyiapkan banyak hal untuk keesokan harinya. Selain tentunya, ibu juga harus memastikan semua hal telah selesai dikerjakan. Bisa jadi, mereka tiba-tiba berhenti di depan kamar tidur ketika ingat lampu kamar mandi belum dimatikan atau pintu belum dikunci. Lalu, apakah urusan sudah selesai setelah berbaring di tempat tidu? Oh, tentu belum. Masih ada hari esok untuk bangun lebih pagi untuk tantangan baru.

3. “Telfon saya 5 tahun lagi, ya.”

Jika ada telfon di saat-saat genting, seperti saat persiapan menjelang sekolah, biasanya Ibu penuh waktu akan lebih memilih pekerjaan utama mereka. Maka dari itu, jangan heran jika penelepon diminta untuk menelfon lagi beberapa saat setelah semua pekerjaan rumah tangga selesai. Namun, jika ibu memiliki banyak anak, siap-siap saja ditunda lebih lama.

4. “Akhirnya tidur juga.”

Kalimat ini adalah kalimat favorit ibu penuh waktu di siang hari. Kenapa? Karena waktu anak tidur siang adalah waktu yang tepat menyelesaikan pekerjaan rumah yang lain. Bagaimana dengan malam hari? Ah, rasanya seperti surga jika anak bisa tidur cepat setiap hari.

manfaatanaktidursiang

5. Saatnya belanja bulanan!

Belanja bulanan adalah rutinitas yang dinanti para ibu penuh waktu. Betapa tidak? Waktu belanja adalah waktu istirahat dari rutinitas di rumah. Saat memilih-milih sayuran terbaik, gula pasir termurah, sampai popok dengan diskon terbesar merupakan kebahagiaan yang tidak terbeli. Di saat itu pula para ibu dimanjakan dengan sale, meskipun hanya untuk cuci mata.

Sumber gambar http://metro.sindonews.com

Sumber gambar http://metro.sindonews.com

6. Tidak boleh sakit

Ibu penuh waktu diharapkan untuk selalu sehat dan fit setiap harinya. Bayangkan apa yang terjadi jika mereka sakit? Beragam tugas dari mulai pengasuhan hingga tumpukan cucian baju menunggu untuk diselesaikan. Jadi, kalau sudah mulai terasa agak pilek, Ibu akan mencari cara unuk menyembuhkannya dengan cara apapun untuk menghilangkannya.

7. “Jadi anda kerja apa?”

Itu mungkin yang akan dipikirkan oleh seorang ibu penuh waktu setelah menyatakan bahwa ia adalah ibu penuh waktu. Pada awalnya, mungkin sang ibu merasa kesal dan mulai mengeluarkan beberapa jurus menanggapi pertanyaan tersebut. Dari mulai alasan memilih menjadi ibu fulltime sampai mengeluarkan teori-teori pengasuhan anak kerluar baik secara sistematis hingga tidak terstruktur. Tapi lama-lama, karena sudah sangat terlatih, kalimat itu hanya ada di dalam hati. Ibu penuh waktu yang lebih senior menyadari bahwa menjadi seorang Ibu itu lebih dari bekerja. Mereka tahu bahwa ada amanah yang besar dibalik pilihan hidup yang diambilnya.

 

8. “Terakhir kumpul bareng teman? Kapan ya?”

Tentunya berkumpul dan berada bersama dengan keluarga selalu dipilih dibanding berkumpul dengan siapapun. Selain itu, tugas-tugas yang harus  diselesaikan setiap harinya juga menjadi prioritas. Inilah alasan utama sulitnya mencari waktu untuk berkumpul dengan teman-teman lama. Tapi untunglah kita tinggal di Indonesia. Mengapa? Karena kita memiliki waktu reuni dan mudik setiap tahun! Kebanyakan Ibu memanfaatkan waktu ini untuk bertemu kembali dengan teman-temannya, dimana membawa anak-anak serta juga bisa jadi pilihannya.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Mom Life

Dukungan Suami dan Orang Tua Terhadap Ibu Rumah Tangga yang Merasa Tidak Dihargai

Perempuan yang sudah menikah dan menjadi Ibu rumah tangga, memiliki tanggung jawab atas semua kebutuhan rumah. Ada banyak sekali hal yang harus dilakukan setiap harinya. Pekerjaan yang tida habisnya, rasa lelah yang kadang-kadang harus diabaikan, demi keluarga. Serta kesusahan lain yang kadang membuat perasaan seorang Ibu rumah tangga makin merasa sedih, ketika ia tidak dihargai.  

Apa Saja Sih, Posisi Saat Ibu Rumah Tangga Merasa Tidak Dihargai?

Pekerjaan rumah tangga seringkali dianggap sebagai kewajiban atau kodrat wanita. Beratnya aktivitas yang dijalani ibu setiap hari tidak diakui dan dihargai suami maupun keluarga membuat ibu depresi. Akhirnya emosi ibu tidak stabil, mudah marah yang tidak hanya disebabkan masalah anak. 

Ibu yang setiap hari membersihkan rumah, mencuci baju, memasak, mengurus anak dan pekerjaan lainnya di rumah. Apalagi jika anak rewel dan tantrum semakin membuat si kecil pusing. Bukan hal mudah untuk menjalani peran ini. Saat menjelaskan lelahnya hari-hari, tidak terlihat suami menunjukkan sikap peduli. 

Inilah penyebab seorang ibu merasa tidak dihargai. Ibu yang bekerja di rumah lebih mudah depresi dibandingkan ibu bekerja di kantor, kampus atau instansi lainnya. Jarang tertawa dan tersenyum akibat semua beban dalam pikirannya. Melakukan kegiatan menyenangkan sesuai keinginan pun jarang terwujud. 

Jenis Dukungan yang Seharusnya Diberikan Suami dan Keluarga untuk Ibu Rumah Tangga 

Menjadi seorang ibu tinggal bersama keluarga kecil memang tampak menyenangkan. Namun, pengalaman ini rasanya tidak sepadan saat banyaknya beban rumah tangga yang membuat ibu stress. Tidak dihargai atas semua pekerjaan memicu perasaan tidak produktif. 

Dan inilah beberapa jenis dukungan suami dan keluarga yang sebenarnya sangat dibutuhkan seorang ibu rumah tangga. 

1. Ditemani Belanja Kebutuhan Dapur, Sekaligus Menghirup Udara Luar

Terus berada di rumah sepanjang hari memang mudah membuat bosan. Karena itu, seorang ibu perlu menghirup udara segar di sekitar rumah. Misalnya keluar ke minimarket atau pasar untuk belanja keperluan dapur. 

Suami sebaiknya ajak istri keluar sambilan jalan-jalan. Suasana saat pergi belanja sendiri dengan ditemani suami tentu berbeda. Ibu pasti lebih bahagia karena ada teman mengobrol di perjalanan dan ketika memilih bahan makanan. 

2. Suami yang Meluangkan Waktu untuk Mengajak Istri Olahraga Bersama

Suami yang sibuk sepanjang hari dan libur hanya weekend. Biasanya memanfaatkan Minggu untuk tidur sepanjang hari. Ibu yang melihat ini terkadang kesal sebab mengurus rumah tangga dengan berbagai pekerjaan, hari Minggu masih ada saja yang harus diselesaikan. 

Oleh karena itu, daripada suami tidur lebih baik manfaatkan waktu luang tersebut mengajak istri olahraga bersama. Menikmati hangatnya mentari pergi dan udara segar yang belum terkontaminasi polusi. Pikiran lebih tenang, nyaman sehingga ibu merasa hidup lebih bermakna. 

3. Dukungan Ketika Suami Mau Membantu Istri Mengerjakan Pekerjaan Rumah 

Pulang kerja suami lelah memilih istirahat atau scroll media sosial. Padahal masih banyak pekerjaan rumah yang belum diselesaikan istri. Apalagi jika ada anak, beban istri masih belum berkurang. Sebaiknya suami membantu ibu selesaikan salah satu dari banyaknya pekerjaan tersebut. 

Suami dapat menanyakan bantuan apa yang dibutuhkan ibu. Mungkin menjaga anak agar ibu dapat memasak lebih cepat. Hidup berumah tangga memang melelahkan tetapi jangan egois. Menjaga pikiran istri tetap waras juga tanggung jawab suami. 

4. Ketika Suami Membantu Jaga Anak, Agar Istri Bisa Mandi atau Makan dengan Tenang

Suami biasanya dapat menikmati sarapan, makan siang hingga makan malam dengan tenang tanpa terburu-buru. Sebab, makanan anak disuapi oleh ibu. Makan tidak tenang kerap kali memicu emosi tidak stabil pada ibu. Jika seperti ini terus, muncul perasaan tidak dihargai. 

Cobalah menjaga anak untuk membiarkan ibu makan dengan tenang. Suami dapat mengajak si kecil bermain atau menyuapi makan agar tidak mengganggu ibu. Melihat suami peka seperti ini membuat hati ibu terasa sejuk dan perasaan tidak dihargai pun menghilang. 

5. Mendukung Ibu Rumah Tangga dengan Memberinya Waktu untuk Memiliki Me Time 

Me time adalah waktu untuk diri sendiri digunakan memanjakan diri atau menikmati hobi. Semua orang di dunia membutuhkan me time, tak terkecuali ibu. Banyaknya pekerjaan rumah tangga ditambah lagi ada anak mengakibatkan me time ibu tidak terwujud. 

Bayangkan saat ibu ingin mengaplikasikan masker ke wajahnya, tiba-tiba anak minta ke toilet buang air besar. Ingin menonton drama favorit, datang anak mengganggu dengan menekan keyboard laptop. Suami harus memahami hal ini untuk memberikan dukungan ibu memiliki me time. 

6. Dukungan Berupa Keluarga yang Tidak Menyalahkan Ibu Saat Keadaan Rumah Berantakan 

Keluarga juga harus memberi dukungan kepada ibu salah satunya menghindari komentar negatif. Meskipun ketika orang tua atau mertua berkunjung ke rumah anaknya, melihat rumah berserakan sana sini. Jangan langsung menyalahkan, lebih baik membantu bereskan.

Semua istri ingin rumahnya selalu dalam keadaan bersih, bebas debu, bekas makan minum. Juga senang kondisi rumah rapi sepanjang hari. Tetapi, pada kenyataannya setelah dibersihkan datang si kecil kembali menghamburkan mainan. Sementara itu, ibu masih ada baju yang belum selesai dicuci dan harus masak makan siang, tidak sempat lagi merapikan rumah. 

7. Keluarga yang Tidak Berkomentar Negatif Tentang Hal-hal yang Dilakukan atau Dipilih Istri Sebagai Ibu Rumah Tangga

Jika ada kabar tidak baik tentang ibu dari tetangga atau orang lain. Mertua dan keluarga jangan ikut memberi komentar negatif. Sebab, perkataan tidak baik menambah beban pikiran ibu. Wajar saja jika akhirnya merasa tidak dihargai. 

Keluarga seharusnya memberikan dukungan. Biarkan orang lain melontarkan semua hal buruk. Namun, sebagai keluarga tentu tidak ingin omongan negatif mempengaruhi emosi ibu. Makanya, perlu diingatkan ibu bahwa omongan orang tidak dapat dikendalikan. Itulah beberapa contoh dukungan yang bisa diberikan suami dan keluarga untuk ibu rumah tangga. Hargai semua keringatnya mengurus rumah. Pahami bahwa seorang ibu juga manusia biasa yang mudah bosan, stress bahkan depresi. Peran suami sangat penting menjaga emosi ibu tetap stabil.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Mom Life

Sering Merasa Kesepian, Inilah Macam-Macam Bentuk Dukungan Keluarga yang Dibutuhkan Ibu Rumah Tangga

Menjalani peran sebagai ibu rumah tangga tidak mudah tanpa adanya dukungan keluarga. Anak yang rewel, omongan tetangga dan keluarga ipar membuat Ibu mudah stress. Akibatnya banyak pekerjaan rumah tangga terbengkalai, mulai merasa lelah mengurus anak dan suami, padahal peranan ibu dalam keluarga sangat penting.

Tapi, beberapa suami justru tak peka tentang apa yang seharusnya dilakukan untuk istrinya. Padahal, perlakuan yang dibutuhkan seorang ibu rumah tangga tak selalu hal besar yang mewah. Dibantu membersihkan rumah saja, kadang sudah cukup untuk membuat Ibu rumah tangga bahagia.  

Hal yang Dibutuhkan Ibu Rumah Tangga dari Suami, Agar Bahagia dan Terhindar dari Stress

Menjadi ibu rumah tangga bahagia merupakan keinginan semua wanita di dunia. Semua pekerjaan dalam rumah yang tidak pernah ada habisnya sering kali membuat Ibu stress. Seringkali merasa diri tidak berkembang dan produktif, apalagi suami kurang memberi dukungan. Agar menjadi bahagia, seorang Ibu perlu hal berikut ini. 

1. Punya Waktu untuk ‘Me Time’ Tanpa Harus Terganggu dengan Pekerjaan Rumah yang Tak Ada Habisnya 

Seorang ibu rumah tangga penting sekali memiliki waktu sendiri. Melakukan kegiatan yang diinginkan sesuai hobi dan passion. Me time juga sering dimanfaatkan untuk memanjakan diri mengurangi stress pikiran. 

Me time artinya waktu yang digunakan dan dibutuhkan untuk memprioritaskan diri sendiri. Seperti merawat badan ke salon, berbelanja ke mall, menikmati makanan di restoran favorit. Berkunjung ke tempat wisata bersama teman-teman juga salah satu kegiatan me time sangat dibutuhkan ibu guna menyegarkan pikiran.

2. Bisa Makan dengan Tenang dan Nyaman Karena Suami Menggantikan Momong Anak Sebentar

Ketika sudah memiliki anak, jam makan ibu sering kali terkuras. Makan tidak nyaman karena selalu diganggu si kecil. Hal ini sering kali terjadi sehingga seorang ibu membutuhkan waktu menikmati makanan dengan tenang dan nyaman.

Jauh dari segala gangguan misalnya makan ketika anak tidur. Bisa juga makan saat anak sedang dijaga oleh suami. Tetapi, pasti ada sesuatu yang dibutuhkan anak nantinya tidak dapat dipenuhi suami, terpaksa ibu juga yang direpotkan. 

3. Punya Waktu untuk Olahraga Demi Menjaga Kesehatan Diri Sendiri 

Olahraga memiliki manfaat untuk kesehatan tubuh dan pikiran. Menikmati udara segar pagi hari sambil lari-lari pagi mampu menenangkan pikiran. Karena itu, penting sekali bagi ibu memiliki waktu olahraga. Jika sudah ada anak, pasti sulit sekali berolahraga sendiri. 

Melakukan kegiatan olahraga di luar rumah menjadikan pikiran terbuka akan hal-hal yang ada di lingkungan sekitar. Terlalu lama berada di rumah membuat pikiran buntu bahkan merasa sumpek. Supaya mental ibu tetap waras dan bahagia, cobalah sesekali berolahraga. 

4. Bisa Memanjakan Diri dengan Berbelanja, Meski Itu Adalah Barang yang Murah

Menghabiskan uang membeli barang yang diinginkan memang kegiatan menyenangkan. Berkeliling mall, supermarket serta pertokoan lainnya melihat barang-barang unik, bermerek dan berkelas. Pasti menarik perhatian para wanita lajang maupun yang sudah menikah.

Karena itu, suami harus paham bahwa semua istri membutuhkan kegiatan shopping sendiri atau bersama teman-teman. Berikan uang untuk ibu memanjakan dirinya sebagai apresiasi atas kerja kerasnya mengurus rumah tangga. 

5. Mendapat Dukungan dari Suami Atas Semua Ha yang Sudah Dikerjakan Sebagai Ibu Rumah Tangga 

Tanpa adanya dukungan suami, semua waktu dan energi dikorbankan istri merasa sia-sia. Karena suami harus tahu bahwa mengurus rumah, kebutuhan anak dan suami cukup menguras pikiran, bukan hanya tenaga. 

Jika suami dan keluarga tidak mendukung, istri merasa pengorbanannya tidak berguna sama sekali. Karena itu, semua yang sudah disiapkan ibu meskipun ringan seperti menyiapkan pakaian kerja, suami harus menghargainya. Setidaknya mengucapkan terima kasih sambil memeluk dan mencium istri.

Macam-Macam Bentuk Dukungan Keluarga yang Dibutuhkan Ibu Rumah Tangga 

Tidak hanya dari suami, dukungan keluarga juga dibutuhkan ibu rumah tangga. Baik itu keluarga dari pihak istri sendiri maupun pihak suami. Harus menghargai semua susah payah istri dalam mengurus rumah serta menyiapkan segala keperluan anak dan suami. 

1. Keluarga yang Tidak Ikut Campur dalam Masalah Rumah Tangga Kita

Salah satu bentuk dukungan dari keluarga adalah tidak suka ikut campur dalam rumah tangga anaknya, bagi orang tua. Apapun masalahnya, yakinlah bahwa suami istri dapat menyelesaikannya. Jangan beri saran dan nasehat tanpa diminta.

Begitu juga adik atau kakak ipar tidak boleh mencampuri urusan keluarga ibu rumah tangga. Semua yang dilakukan pasti sudah melalui pertimbangan matang. Selain itu, tentu saja atas semua pilihan dan keputusan telah diketahui konsekuensinya.

2. Perlakuan Menghargai Peran Kita Sebagai Ibu Rumah Tangga

Semua pihak keluarga semestinya menghargai peran ibu rumah tangga. Karena bukan pekerjaan mudah meskipun tampaknya hanya berada di rumah saja. Stress, bosan dan perasaan tidak nyaman lainnya seringkali menghinggapi pikiran seorang ibu. 

Makanya siapapun itu tidak boleh mengkritik atau mengomentari ibu rumah tangga tanpa diminta. Jika rumah berantakan jangan langsung menjudge bahwa ibu atau istri malas. Sebab mungkin saja sudah berkali-kali dibersihkan namun anaknya membuat mainan kembali berserakan. 

3. Jika Memungkinkan, Keluarga Bersedia Membantu Pekerjaan Kita Sebagai Ibu Rumah Tangga

Meskipun masalah rumah tangga adalah urusan suami istri. Jika mereka meminta bantuan kepada anggota keluarga sebaiknya bersedia membantu jika mampu. Hidup di dunia ini harus tolong menolong dalam kebaikan. 

Tetapi, harus diperhatikan juga bahwa saat memberikan bantuan hanya pada hal-hal yang dimintai tolong saja. Tidak boleh kepo hingga secara tidak sadar mencampuri masalah yang bukan ranahnya. Suami istri memiliki privasi yang tidak boleh diganggu oleh anggota keluarga lain. 

4. Tidak Berkomentar Negatif Atas Kondisi Rumah yang Pada Waktu-waktu Tertentu Akan Berantakan

Jika ibu dari pihak istri maupun pihak suami datang dan menemukan kondisi rumah amburadul, harus memaklumi keadaan. Apalagi jika di dalam rumah terdapat lebih dari satu anak kecil. Tidak boleh bagi orang tua mengejek istri selaku ibu rumah tangga tidak pandai mengurus rumah. 

Semua ibu rumah tangga pasti ingin rumah selalu dalam keadaan rapi, bersih dan nyaman dihuni. Namun, kondisi membuat rumah tersebut menjadi berantakan. Pakaian berserakan di semua sudut ruangan. Sisa makanan yang belum sempat dibersihkan, ini bukan sepenuhnya salah ibu rumah tangga.Itulah beberapa bentuk dukungan keluarga yang sangat dibutuhkan oleh ibu rumah tangga. Selain itu, sebagai keluarga seharusnya memang saling mendukung, bukan mengejek apalagi menyalahkan. Karena semua ibu tentu ingin memberikan yang terbaik untuk rumah tangganya.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Mom Life

10 Beban Ibu Rumah Tangga yang Sering Dipandang Remeh oleh Orang Lain, Bunda Pasti Pernah Merasakannya!

Setelah menikah, wanita yang bekerja di rumah memiliki beban ibu rumah tangga. Menjadi seorang ibu rumah tangga tidak semudah yang dipikirkan banyak orang. Bahkan, membutuhkan waktu sendiri untuk menyegarkan pikiran agar tidak stress dan frustasi. Tak ada batas jam kerja, tak terbatas pula jumlah pekerjaannya. Dan beberapa hal ini, tentu pernah bunda rasakan selama menjadi Ibu rumah tangga. 

Macam-Macam Beban Ibu Rumah Tangga yang Sering Dianggap Remeh oleh Orang, Padahal Kenyataannya Berat!

Ibu rumah tangga dalam sehari melakukan lebih dari satu pekerjaan. Mulai dari bangun pagi, memasak, membersihkan semua ruangan, mencuci baju dan mengurus anak. Aktivitas seperti ini dilakukan setiap hari rentan mengakibatkan seorang ibu stress. Selain itu, ada lagi beban-beban dalam rumah tangga yang dipandang remeh oleh orang lain. 

1. Jangan Cuma Ingat Saat Sedang Bertingkah Lucu Saja, Anak Tantrum Sering Buat Ibu Pusing Tak Terhingga

Anak rewel, bertingkah dan susah diatur cukup membuat orang tua stress. Apalagi jika sudah berbagai cara dilakukan tetapi si kecil tetap tidak mau tenang. Kondisi ini membuat ibu rumah tangga pusing sendiri karena keributan yang disebabkan anak. 

Pekerjaan lain dilakukan ibu menjadi tidak konsentrasi. Anak akan mengganggu pekerjaan ibunya, terkadang ibu kesal sampai memarahi si kecil. Beban ini jangan dianggap remeh oleh orang lain yang tidak merasakannya. 

2. Kerap Jadi Sumber Masalah, Jika Mertua Terlalu Ikut Campur Perihal Rumah Tangga Kita

Mertua yang terlalu ikut campur dalam rumah tangga juga menjadi beban bagi seorang ibu rumah tangga. Sebab setelah menikah, maka rumah tangga adalah urusan suami istri sepenuhnya. Boleh saja mertua memberikan nasihat atau saran jika diminta. 

Pikiran, prinsip ataupun pendapat antara mertua dan ibu rumah tangga tidak selalu sama. Terlalu ikut campur rentan terjadi kesalahpahaman. Apalagi mertua yang selalu menyalahkan istri atas semua hal yang terjadi di rumah. 

3. Sudah Lelah dengan Pekerjaan Rumah, Tapi Suami Tidak Peka 

Ibu rumah tangga sangat senang dengan suami yang peka pada pekerjaan rumah tangga dan perasaan istri. Banyak suami saat ini jika melihat piring kotor menumpuk tidak mau peduli, malahan sibuk bermain game. Sedangkan istrinya dari tadi menenangkan si kecil yang bertingkah.

Lebih menjadi beban saat suami baru pulang kerja langsung marah-marah melihat rumah berantakan. Padahal, sebelumnya sudah dibersihkan tetapi anak kembali membuatnya berserakan. Ibu rumah tangga tidak sempat merapikan lagi karena harus memasak dan lain sebagainya.

4. Bukannya Membantu Berbagi Tugas Pekerjaan Rumah, Suami Malah Sibuk Main Handphone dengan Santainya 

Suami yang terus bersama ponsel, laptop atau tabletnya setiap jam tentu membuat ibu rumah tangga stress. Karena banyak pekerjaan yang diselesaikan dan suami akan lebih baik membantu bukan main ponsel. 

Misalnya saat istri sedang memasak, maka tugas suami menjaga anak. Bukan membiarkan anak sendiri bahkan menangis tetapi tidak dipedulikan. Ibu rumah tangga yang sudah lelah dari tadi meluapkannya melalui marah, membanting piring atau mengomel. 

5. Punya Tetangga yang Selalu Berkomentar Nyiyir Atas Hidup Kita

Tetangga yang sibuk mengurusi rumah tangga orang lain juga membuat pusing seorang istri. Karena sebagai wanita memiliki perasaan dimana semua perkataan orang langsung masuk ke hatinya. Bukan sengaja dipedulikan, tetapi memang teringat-ingat sendiri. 

Akhirnya stress sendiri di rumah. Tetangga bukannya membantu atau saling menyemangati, malahan suka sekali berkomentar negatif. Bagi orang lain mungkin sepele karena tidak merasakannya, tetapi hal ini beban yang berat bagi ibu rumah tangga. 

6. Belum Lagi Jika Uang Belanja Kurang 

Uang belanja yang diberikan suami setiap harinya selalu kurang. Istri harus memutar otak demi mendapatkan bahan makanan terbaik dengan harga terjangkau. Karena jika dibuat masakan seadanya nanti juga tidak disukai suami. 

Ini menjadi beban tersendiri bagi istri. Karena tidak mudah mengatur uang belanja kurang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi ketika bumbu dapur, bawang, cabai, tomat dan yang lainnya sedang naik harganya. Belum lagi harus beli ikan untuk lauk. 

7. Suami Kerap Mengeluh Capek dengan Nada Bicara yang Terdengar Seolah-olah Ibu Rumah Tangga Tak Ada Lelahnya

Suami sepulang kerja asik mengeluh tentang betapa dirinya lelah di kantor. Saat diminta bantuan oleh istri suami langsung marah bahkan sampai membentak. Kondisi ini menyakiti perasaan istri. Karena dalam rumah tangga kedua pihak pasti kelelahan. 

Jadi, jangan egois dan hanya mementingkan diri sendiri. Penting sekali bagi suami mengambil beberapa pekerjaan rumah setelah pulang kerja. Meskipun lelah, saat dikerjakan bersama-sama dengan istri akan lebih menyenangkan. 

8. Semua Tanggung Jawab Rumah Diserahkan pada Istri, Tanpa Bantuan Suami

Tanggung jawab rumah tangga setelah menikah dilakukan bersama, bukan oleh istri saja. Oleh karena itu, bagi suami harus mau membantu ibu rumah tangga menjalankan perannya di rumah. Apalagi jika istri juga bekerja di luar rumah, ini lebih rentan stress. 

Beban tanggung jawab tidak bisa hanya diwajibkan kepada istri. Sebab, hidup bersama bukan hidup sendiri-sendiri. Apalagi pekerjaan rumah yang diselesaikan istri bukan satu jenis saja. Ada banyak sekali aktivitas dari pagi hingga menjelang tidur. 

9. Terlalu Stress Sampai-sampai Merasa Tidak Produktif 

Ibu rumah tangga seringkali merasa tidak produktif karena hanya mengerjakan pekerjaan itu-itu saja. Tidak ada perubahan yang drastis pada hidupnya sebab selalu melakukan aktivitas yang sama. Ini menjadi beban pikiran dimana orang lain sering menganggap remeh. 

Aktivitas yang sama cenderung merasa bosan, muak tetapi harus dilakukan. Ibu rumah tangga yang terus merasa tidak produktif mengakibatkan pekerjaan rumah terbengkalai. Sebab tidak menyenangkan lagi untuk menyelesaikan semua tanggung jawab yang ada. 

10. Suami Sering Kesal Hanya Karena Kita Meminta Bantuan Atau Menyuruhnya Ikut Membantu Pekerjaan 

Semua suami tidak suka mendengar keributan ocehan dan omelan istri. Padahal ini wujud dari stress yang tengah dihadapi. Jika tidak dikeluarkan, beban dalam pikiran semakin bertambah. Jika suami kesal karena hal ini, juga meningkatkan beban dirasakan istri. Itulah sejumlah beban ibu rumah tangga yang sering kali dianggap remeh oleh suami maupun orang lain. Beban membuat ibu rumah tangga stress dan bisa berdampak negatif pada si kecil. Tidak sedikit Ibu mencelakai anaknya hanya karena frustasi.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top