Anak sering muntah saat makan membuat orangtua khawatir. Karena biar bagaimanapun, semua Ibu ingin anaknya selalu dalam keadaan sehat sehingga semua aspek. Itulah mengapa, penting untuk memperhatikan semua hal yang terjadi pada anak, termasuk makanan dan minuman yang dikonsumsinya.
Muntah Adalah Cara Tubuh Mengeluarkan Racun yang Tertelan, Inilah 6 Penyebab Anak Sering Muntah saat Makan
Muntah terlalu sering bukan hal yang wajar pada bayi, anak-anak maupun orang dewasa. Banyak penyebab munculnya kondisi ini dan orang tua penting sekali mencari tahu, supaya ke depannya hal yang sama tak akan terulang kembali.
1. Makan dan Minum dalam Porsi yang Berlebihan
Makan dan minum dianjurkan secukupnya saja. Karena semua yang berlebihan dapat berdampak negatif bagi tubuh tak terkecuali makanan dan minuman. Terutama pada bayi dan anak-anak memiliki ukuran lambung lebih kecil dibandingkan orang dewasa.
Jika makanan terus masuk ke mulut dan lambut tidak sesuai porsinya, kapasitas yang terpakai semakin meningkat. Tubuh tidak mampu menampung lagi sehingga memunculkan gejala atau reaksi mual dan muntah. Saat kondisi terjadi, jangan paksa anak terus makan untuk menghabiskan sisa di piring.
2. Dikarenakan Anak Tidak Suka Pada Jenis Makanan Tertentu
Hal ini sering terjadi pada bayi memuntahkan makanan saat tidak disukainya. Wajar saja dan sebagian orang dewasa juga melakukan hal yang sama. Tetapi, jika setiap mengkonsumsi makanan selalu muntah sebaiknya dicek ke dokter.
Penting sekali orangtua menyajikan makanan yang disukai anak. Boleh juga memodifikasi atau kombinasi dengan ragam varian bahan agar lebih bergizi, namun usahakan anak tidak tahu. Karena jika mengetahuinya, pasti tidak mau dikonsumsi.
3. Anak Memiliki Alergi Terhadap Makanan-makanan Tertentu
Banyak makanan penyebab alergi terutama susu, keju dan kacang-kacangan. Tidak heran di kemasan biskuit dan makanan ringan lainnya, sering dicantumkan di bagian belakangnya bahwa makanan mengandung alergen.
Sebagian anak belum paham apa itu alergi maka yang dibutuhkan orang tua. Sajikan makanan yang bagus dan sesuai dengan kesehatan tubuh anak. Hindari bahan penyebab alergi. Jika bayi alergi pada susu, orang tua harus konsultasi dengan dokter agar bisa dipilihkan susu pengganti yang sesuai untuk si kecil.
4. Stenosis Pilorus
Merupakan kondisi dimana otot pengontrol katup yang mengarah dari lambung ke usus mengalami penebalan. Bisa terjadi pada bayi maupun anak-anak. Akibatnya, susu dan makanan lain yang masuk terhalang untuk mengalir ke usus. Sebaliknya, akan bertahan di lambung bahkan naik ke kerongkongan.
Biasanya Stenosis Pilorus terjadi dalam waktu 30 menit sesudah makan. Sering dialami bayi berusia 6 minggu. Masalah kesehatan yang ditimbulkan akibat kondisi ini yaitu anak mengalami dehidrasi dan kekurangan gizi.
5. Obstruksi Usus
Obstruksi usus juga bisa menjadi penyebab anak muntah saat makan. Gejala yang muncul seperti malrotasi, insuspensi dan muntah terus menerus. Kondisi ini tentunya sangat mengganggu kenyamanan si kecil selama makan serta melakukan kegiatan yang lain.
Terjadinya penyumbatan usus mengakibatkan anak kekurangan gizi dan dehidrasi. Makanya, dibutuhkan penanganan medis sesegera mungkin, jangan didiamkan. Bahkan jika terlalu parah, bisa saja harus melalui tahap pembedahan.
6. Infeksi Virus dan Bakteri
Bakteri dan virus berbahaya dapat masuk ke tubuh dan menyerang organ pencernaan. Jika lapisan perut dan usus anak sudah terinfeksi akibatnya nafsu makan berkurang, muntah, demam dan sakit perut. Biasanya kondisi muntah akan hilang dengan sendirinya dalam 12 hingga 24 jam.
Namun, jika tidak hilang alangkah lebih baik hubungi dokter segera. Orang tua penting sekali memperhatikan kebersihan makanan dan minuman si kecil. Usahakan semua yang masuk ke mulutnya dalam keadaan bersih dan higienis.
Hal yang Harus Dilakukan Orangtua Mengatasi Anak yang Sering Muntah Saat Makan
Anak sering muntah saat makan tentu membuat orang tua khawatir. Sebab, kesehatan anak merupakan hal yang utama. Meskipun sudah menjaga dan mengawasi si kecil dengan baik, kemungkinan muntah bisa muncul kapan saja. Jika menghadapi kondisi ini, coba terapkan hal berikut ini.
1. Hubungi Dokter
Jika muntah dicurigai sebagai gejala penyakit tertentu, bagusnya segera hubungi dokter. Anak yang muntah setelah makan membutuhkan perhatian lebih. Terutama yang usianya masih di bawah bulan. Muntah terjadi sekaligus demam dengan suhu tubuh di atas 38 derajat celcius.
Kondisi berikutnya yang membutuhkan penanganan dokter adalah anak muntah lebih dari 8 jam, muntah darah serta sakit perut selama 2 jam. Mencatat waktu muntah dan makanan yang dikonsumsi memudahkan dokter melakukan diagnosa.
2. Hindari Makanan Penyebab Alergi
Jika anak muntah disebabkan alergi maka ke depannya hindari makanan tersebut. Misalnya setelah mengkonsumsi kacang sakit perut, gatal-gatal hingga muntah. Setelah hubungi dokter dan dikasih obat, orang tua harus menyampaikan kepada anak agar tidak makan kacang lagi.
Orang tua tidak boleh lepas tangan begitu saja setelah menasehati anak. Sebab namanya anak-anak bisa saja lupa dan ikut teman-teman makan makanan mengandung alergi. Jadi, obat alergi harus selalu disediakan di rumah sehingga saat dibutuhkan dapat langsung digunakan.
3. Mengganti Varian Susu
Jika si kecil muntah setelah minum susu formula, ganti dengan susu formula berbasis kedelai. Boleh juga memberikan susu lain yang tidak mengandung laktosa. Terutama pada bayi berusia di bawah 6 bulan, sebaiknya jangan diberi susu kedelai.
Tetapi, jika tidak ada pilihan susu yang lain konsultasikan dengan dokter terlebih dulu. Jangan memilih susu sendiri jika tidak benar-benar paham dalam hal ini. Adanya saran dokter mengurangi risiko masalah kesehatan lain pada si kecil.
4. Berikan Oralit
Jika anak muntah setelah makan disertai diare, cobalah berikan oralit. Tetapi juga tidak boleh sembarangan apalagi jika akan diberikan pada bayi. Konsultasikan dengan dokter terlebih dulu agar bisa memberikan sesuai arahan. Itulah 6 penyebab anak sering muntah saat makan yang perlu diketahui. Orang tua jangan terlalu panik menghadapi kondisi ini. Tetapi terapkan 4 langkah di atas untuk mengurangi gejala muntah pada si kecil.
