Dunia sekolah tidak selamanya menyenangkan. Nyaris setiap hari anak bertemu banyak siswa dengan karakteristiknya masing-masing. Tak heran bila sesekali terjadi konflik di lingkungan sekolah. Sebagai orangtua, tentu kita selalu ingin membantu anak menyelesaikan persoalannya. Namun yang terjadi anak sering kali tidak mau menceritakan semua hal yang dia alami di sekolah pada orangtuanya.
Tak bisa dipungkiri kadang ada kecemasan yang menyelinap dalam benak kita setiap melihat anak pulang sekolah dengan wajah murung. Orang tua hendaknya memiliki kepekaan terhadap masalah yang mungkin saja dihadapi oleh anak di sekolah. Berikut ini adalah 6 tantangan terbesar yang akan dihadapi anak di sekolah dan solusinya menurut Vera Itabiliana Hadiwidjojo, Psi.
Anak Sering Membandingkan Dirinya Sendiri Dengan Orang Lain, Termasuk Soal Prestasi Dan Barang Yang Dimiliki Temannya
Anak yang memiliki kecenderungan seperti ini berarti dia kurang percaya diri dengan dirinya sendiri. Mungkin dia terlalu asyik melihat kelebihan orang lain, hingga lupa jika dirinya pun memiliki sederet kelebihan yang tak kalah membanggakan. Terlalu asyik memperhatikan orang lain, justru membuatnya lupa pada kelebihannya sendiri.
Jika anak anda memiliki perilaku seperti ini, dekati dia. Ajak bicara dari hati ke hati. Katakan padanya bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ajak putra anda untuk membuat daftar hal positif yang ada pada dirinya. Jangan pernah memberi tuntutan berlebihan pada anak anda. Hargai usahanya dan berilah pujian. Terima dan hargai anak anda, agar dia juga bisa sepenuhnya menerima dirinya sendiri.
Anak Suka Mem-bully Temannya. Tangani Dan Segera Cari Tahu Penyebabnya Bunda!
Anak yang suka mem-bully biasanya memiliki kebutuhan tinggi untuk mendominasi orang lain. Mereka gemar mengintimidasi orang lain dan membanggakan superioritasnya. Kemampuan berkompromi anak yang mem-bully biasanya juga kurang. Mereka cenderung menghalalkan cara untuk sampai pada tujuannya. Anak yang suka mem-bully biasanya enggan mengakui kesalahannya. Bahkan mereka tak segan untuk melimpahkan kesalahannya pada orang lain.
Bila anak anda seperti itu nasihati dia bahwa mem-bully orang lain adalah tindakan yang tak bisa dianggap benar apapun alasannya. Dorong dia untuk meminta maaf pada anak-anak yang pernah di-bully. Setelah itu orangtua dapat mengajari anak cara menyelesaikan masalah tanpa kekerasan. Beri pujian ketika dia telah berhasil menyelesaikan masalahnya tanpa kekerasan. Orangtua juga perlu memastikan anaknya tak lagi menonton tayangan yang mengandung unsur kekerasan. Pastikan juga tidak ada bullying yang terjadi di rumah anda.
Bila Anak Anda Yang Si-bully, Berikan Perhatian Lebih Untuknya. Latih Anak Untuk Menghadapi Bullying Bunda!
Memilki anak yang di-bully di sekolah tentu rasanya tidak mengenakkan. Ada perasaan tidak rela yang berkecamuk. Untuk meminimalisir hal ini, anda dapat menjalin komunikasi yang baik dengan pihak sekolah. Pastikan tidak ada perubahan sikap yang terjadi pada anak. Sebab perubahan sikap bisa saja terjadi karena dia menjadi objek bullying dan tidak mau mengatakan hal ini pada orang tua. Hal itu bisa terjadi mungkin karena dia merasa malu, diancam atau malah ingin menyimpannya sendiri.
Jika anak anda di-bully di sekolahnya, sesegera mungkin ajak pihak sekolah dan lingkungannya untuk menghentikan bully. Anda juga dapat menghubungi orangtua murid lainnya untuk bersama-sama menghentikan perilaku yang tidak baik tersebut. Selanjutnya anda dapat berbicara baik-baik dengan anak. Fokuslah pada emosi anak, bukan pada emosi diri anda sendiri. Dengarkan ceritanya dan tunjukkan empati anda. Jangan anggap remeh kejadian yang dialami anak. Selanjutnya anda dapat berdiskusi dengan anak mengenai langkah apa yang harus dilakukan bila dia merasa terancam. Ajari anak untuk tetap tenang saat dia di-bully. Katakan bahwa membalas tindakan bullying dengan perilaku bullyng bukan tindakan yang benar.
Saat Anak Anda Mencontek Demi Nilai Bagus, Jangan Langsung Marah Padanya Bunda
Mencontek bisa terjadi karena anak kurang mampu secara akademis. Tuntutan yang terlalu tinggi atau rasa percaya diri yang kurang. Katakan pada anak bahwa mencontek bukan perbuatan terpuji. Beri semangat pada anak untuk percaya pada kemampuannya diri sendiri. Tawarkan pada anak untuk mengikuti les tambahan selepas jam sekolah. Bila anak mencontek karena target yang terlalu tinggi, berikanlah target sesuai dengan kemampuan anak. Penting juga untuk menghargai hasil yang didapatkan anak, meski sebenarnya masih jauh dari harapan anda.
Ketika Anak Suka Berbohong, Ajari Dia Untuk Belajar Bertanggungjawab Pada Dirinya Sendiri Maupun Orang Lain
Berbohong biasanya dilakukan anak untuk menutupi kesalahannya. Anak berbohong karena mereka tidak siap menanggung konsekuensi dari kesalahan yang dilakukan. Terlebih berbohong bisa membuat mereka tak lagi menanggung rasa malu ataupun menerima hukuman untuk kesalahan yang mereka lakukan.
Jika anak anda memiliki kecenderungan seperti itu, ajari anak untuk menerima segala resiko dan konsekuensi dari perbuatan mereka. Buat mereka merasa nyaman dan menerima dirinya sendiri apa adanya. Jelaskan pada anak bahwa berkata jujur akan membuatnya jauh merasa lebih baik.
Jika Anak Anda Mengalami Behaviors Problem, Segera Cari Tahu Penyebabnya. Berikan Solusi Untuknya!
Ada anak yang memiliki kecenderungan untuk memiliki perbedaan sikap antara di sekolah dan di rumah. Bisa saja di rumah mereka cenderung pendiam, namun di sekolah mereka bisa menjadi cerewet. Solusi dari masalah ini disesuaikan dengan penyebabnya.
Anak yang menjadi lebih pendiam di rumah, bisa disebabkan kerena mereka merasa tertekan. Mereka lebih merasa bebas berekspresi saat berada di luar rumah. Kalau sudah seperti ini perlu dicari tahu apa yang membuat anak cenderung menjadi pendiam saat berada di rumah.
