Kesehatan

6 Masalah Ini Diam-diam Kerap Dihadapi Anak Di Sekolahnya Bunda

http://www.ummi-online.com/4-tanda-anak-terkena-bully-di-sekolah.html

Dunia sekolah tidak selamanya menyenangkan. Nyaris setiap hari anak bertemu  banyak siswa dengan karakteristiknya masing-masing. Tak heran bila sesekali terjadi konflik di lingkungan sekolah. Sebagai orangtua, tentu kita selalu  ingin membantu anak menyelesaikan persoalannya. Namun yang terjadi anak sering kali tidak mau menceritakan semua hal yang dia alami di sekolah pada orangtuanya.

Tak bisa dipungkiri kadang ada kecemasan yang menyelinap dalam benak kita setiap melihat anak  pulang sekolah dengan wajah murung. Orang tua hendaknya memiliki kepekaan terhadap masalah yang mungkin saja dihadapi oleh anak di sekolah. Berikut ini adalah 6 tantangan terbesar yang akan dihadapi anak di sekolah dan solusinya menurut Vera Itabiliana Hadiwidjojo, Psi.

Anak Sering Membandingkan Dirinya Sendiri Dengan Orang Lain, Termasuk Soal Prestasi Dan Barang Yang Dimiliki Temannya

Anak yang memiliki kecenderungan seperti ini berarti dia kurang percaya diri dengan dirinya sendiri. Mungkin dia terlalu asyik melihat kelebihan orang lain, hingga lupa jika dirinya pun memiliki sederet kelebihan yang tak kalah membanggakan. Terlalu asyik memperhatikan orang lain, justru membuatnya lupa pada kelebihannya sendiri.

Jika anak anda memiliki perilaku seperti ini, dekati dia. Ajak bicara dari hati ke hati. Katakan padanya bahwa setiap orang memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Ajak putra anda untuk membuat daftar hal positif yang ada pada dirinya. Jangan pernah memberi tuntutan berlebihan pada anak anda. Hargai usahanya dan berilah pujian. Terima dan hargai anak anda, agar dia juga bisa sepenuhnya menerima dirinya sendiri.

Anak Suka Mem-bully Temannya. Tangani Dan Segera Cari Tahu Penyebabnya Bunda!

Anak yang suka mem-bully biasanya memiliki kebutuhan tinggi untuk mendominasi orang lain. Mereka gemar mengintimidasi orang lain dan membanggakan superioritasnya. Kemampuan berkompromi anak yang mem-bully biasanya juga kurang. Mereka  cenderung menghalalkan cara untuk sampai pada tujuannya. Anak yang suka mem-bully biasanya enggan mengakui kesalahannya. Bahkan mereka tak segan untuk melimpahkan kesalahannya pada orang lain.

Bila anak anda seperti itu nasihati dia bahwa mem-bully orang lain adalah tindakan yang tak bisa dianggap benar apapun alasannya. Dorong dia untuk meminta maaf pada anak-anak yang pernah di-bully. Setelah itu orangtua dapat mengajari anak cara menyelesaikan masalah tanpa kekerasan. Beri pujian ketika dia telah berhasil menyelesaikan masalahnya tanpa kekerasan. Orangtua juga perlu memastikan anaknya tak lagi menonton tayangan yang mengandung unsur kekerasan. Pastikan juga tidak ada bullying yang terjadi di  rumah anda.

Bila Anak Anda Yang Si-bully, Berikan Perhatian Lebih Untuknya. Latih Anak Untuk Menghadapi Bullying Bunda!

Memilki anak yang di-bully di sekolah tentu rasanya tidak mengenakkan. Ada perasaan tidak rela yang berkecamuk. Untuk meminimalisir hal ini, anda dapat menjalin komunikasi yang baik dengan pihak sekolah. Pastikan tidak ada perubahan sikap yang terjadi pada anak. Sebab perubahan sikap bisa saja terjadi karena dia menjadi objek bullying dan tidak mau mengatakan hal ini pada orang tua. Hal itu bisa terjadi mungkin karena dia merasa malu, diancam atau malah ingin menyimpannya sendiri.

Jika anak anda di-bully di sekolahnya, sesegera mungkin ajak pihak sekolah dan lingkungannya untuk menghentikan bully. Anda juga dapat menghubungi orangtua murid lainnya untuk bersama-sama menghentikan perilaku yang tidak baik tersebut. Selanjutnya anda dapat berbicara baik-baik dengan anak. Fokuslah pada emosi anak, bukan pada emosi diri anda sendiri. Dengarkan ceritanya dan tunjukkan empati anda. Jangan anggap remeh kejadian yang dialami anak. Selanjutnya anda dapat berdiskusi dengan anak mengenai langkah apa yang harus dilakukan bila dia merasa terancam. Ajari anak untuk tetap tenang saat dia di-bully. Katakan bahwa membalas tindakan bullying dengan perilaku bullyng bukan tindakan yang benar.

Saat Anak Anda Mencontek Demi Nilai Bagus, Jangan Langsung Marah Padanya Bunda

Mencontek bisa terjadi karena anak kurang mampu secara akademis. Tuntutan yang terlalu tinggi atau rasa percaya diri yang kurang. Katakan pada anak bahwa mencontek bukan perbuatan terpuji. Beri semangat pada anak untuk percaya pada kemampuannya diri sendiri. Tawarkan pada anak untuk mengikuti les tambahan selepas jam sekolah. Bila anak mencontek karena target yang terlalu tinggi, berikanlah target sesuai dengan kemampuan anak. Penting juga untuk menghargai hasil yang didapatkan anak, meski sebenarnya masih jauh dari harapan anda.

Ketika Anak Suka Berbohong, Ajari Dia Untuk Belajar Bertanggungjawab Pada Dirinya Sendiri Maupun Orang Lain

Berbohong biasanya dilakukan anak untuk menutupi kesalahannya. Anak berbohong karena mereka tidak siap menanggung konsekuensi dari kesalahan yang dilakukan. Terlebih berbohong bisa membuat mereka tak lagi menanggung rasa malu ataupun menerima hukuman untuk kesalahan yang mereka lakukan.

Jika anak anda memiliki kecenderungan seperti itu, ajari anak untuk menerima segala resiko dan  konsekuensi dari perbuatan mereka. Buat mereka merasa nyaman dan menerima dirinya sendiri apa adanya. Jelaskan pada anak bahwa berkata jujur akan membuatnya jauh merasa lebih baik.

Jika Anak Anda Mengalami Behaviors Problem, Segera Cari Tahu Penyebabnya. Berikan Solusi Untuknya!

Ada anak yang memiliki kecenderungan untuk memiliki perbedaan sikap antara di sekolah dan di rumah. Bisa saja di rumah mereka cenderung pendiam, namun di sekolah mereka bisa menjadi cerewet. Solusi dari masalah ini disesuaikan dengan penyebabnya.

Anak yang menjadi lebih  pendiam di rumah, bisa disebabkan kerena mereka merasa tertekan. Mereka lebih merasa bebas berekspresi saat berada di luar rumah. Kalau sudah seperti ini perlu dicari tahu apa yang membuat anak cenderung menjadi pendiam saat berada di rumah.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

7 pertanyaan seputar persalinan normal yang wajib Anda ketahui:

Jika Anda sedang hamil untuk pertama kalinya, mungkin Anda merasa khawatir tentang persalinan normal. Mungkin Anda bertanya-tanya tentang apa yang harus Anda persiapkan dan apa yang sebaiknya Anda lakukan selama persalinan. Berikut adalah 7 pertanyaan seputar persalinan normal yang wajib Anda ketahui:

1. Apa itu persalinan normal? Persalinan normal adalah proses alami di mana bayi lahir melalui jalan lahir ibu secara spontan tanpa bantuan operasi atau alat bantu lainnya.

2. Bagaimana cara mengetahui apakah saya akan melahirkan normal atau tidak? Dalam kebanyakan kasus, dokter akan menentukan jenis persalinan yang paling aman dan sesuai dengan kondisi ibu dan bayi. Jika tidak ada masalah pada kehamilan dan persalinan, maka persalinan normal adalah pilihan yang paling umum.

3. Apa saja risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi selama persalinan normal? Seperti halnya setiap jenis persalinan, persalinan normal juga memiliki risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi. Beberapa di antaranya adalah perdarahan hebat, infeksi, robekan jalan lahir, dan lain-lain. Namun, risiko ini dapat diminimalkan dengan melakukan persiapan yang tepat sebelum persalinan.

4. Kapan sebaiknya saya mulai mempersiapkan persalinan normal? Sebaiknya persiapan dimulai sejak awal kehamilan. Anda dapat mengikuti kelas persalinan atau kursus kehamilan untuk mempersiapkan fisik dan mental Anda. Selain itu, pastikan Anda menerapkan pola makan sehat, berolahraga secara teratur, dan tidur yang cukup.

5. Apa saja teknik yang dapat membantu saya dalam persalinan normal? Beberapa teknik yang dapat membantu Anda dalam proses persalinan normal antara lain relaksasi, pernapasan dalam, posisi yang nyaman, dan teknik pengurangan rasa sakit non-obat.

6. Apa yang harus saya lakukan jika terjadi komplikasi selama persalinan normal? Jika terjadi komplikasi selama persalinan normal, dokter dan tim medis akan melakukan tindakan yang diperlukan untuk memastikan keselamatan ibu dan bayi.

7. Berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk pemulihan setelah persalinan normal? Waktu pemulihan setelah persalinan normal bervariasi untuk setiap ibu. Namun, biasanya butuh waktu antara 2 hingga 6 minggu untuk pemulihan fisik. Selain itu, Anda juga perlu memperhatikan kesehatan mental dan emosional Anda setelah persalinan.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Tugas dan Tanggung Jawab yang Wajib Dilakukan Sebagai Orangtua

Setiap orang tua mempunyai tugas dan tanggung jawab tersendiri terhadap anak. Mengingat masa depan anak berawal dari tanggung jawab dan tugas yang dilakukan oleh orang tuanya. Dengan kata lain, mempunyai anak yang baik, tentu orang tua wajib memenuhi hak-hak anak. 

Pada umumnya ada lima tugas dan tanggung jawab orang tua terhadap anaknya yang harus dipenuhi. Kewajiban tersebut meliputi mengajarkan nilai-nilai agama, kepribadian dan lainnya. Selengkapnya mengenai apa saja kewajiban dan tugasnya, berikut penjelasan lengkapnya.

Mengajarkan Nilai-nilai Agama Kepada Anak Sedari Dini

Tugas dan kewajiban orang tua yang paling utama dan pertama yaitu mengajarkan nilai-nilai agama. Bahkan, ajaran ini harus diberikan kepada anak sejak dini agar saat menginjak remaja lebih mudah untuk mengarahkannya. 

Sedangkan untuk mengajarkan nilai-nilai agama bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti mengajar nya ke tempat ibadah, mengenalkan kitab suci dan mengajarkan doa harian. Saat anak masih kecil dan belum bisa menirukan, tapi dia akan merekamnya.

Membentuk Kepribadian Anak yang Baik

Kewajiban orang tua yang selanjutnya yaitu membentuk kepribadian anak. Mengingat orang tua merupakan pendidikan pertama dan utama bagi seorang anak, Orang tua harus menanamkan kepribadian yang baik kepada anak sejak dini.

Kepribadian baik yang dimaksudkan yaitu nilai-nilai moral. Sedangkan untuk membentuk kepribadian yang seperti ini caranya cukup mudah, orang tuanya perlu memberikan kasih sayang yang penuh dan menciptakan lingkungan keluarga nyaman serta memberikan contoh. 

Menanamkan Nilai-nilai Sosial yang Patut Ditiru Kepada Anak

Menanamkan nilai-nilai sosial sejak dini juga menjadi salah satu tanggung jawab orang tua terhadap anaknya. Nilai-nilai sosial yang harus ditanamkan seperti menjaga kebersihan lingkungan, gotong royong, menjaga kedamaian, saling menghormati dan tolong menolong.

Jika sejak dini sudah diajarkan beberapa nilai sosial tersebut, anak akan tumbuh menjadi seseorang yang lebih peduli terhadap sesama terutama keluarganya. Tentu saja nilai-nilai sosial ini akan tetap dibawa hingga dewasa. 

Mengajarkan Anak Tentang Apa itu Tanggung Jawab

Tugas dan tanggung jawab orang tua terhadap anak yang selanjutnya yaitu mengajarkan tanggung jawab. Setidaknya jika harus seperti ini sudah diajarkan sejak dini, kedepannya saat sudah dewasa anak akan lebih bertanggung jawab terhadap apa yang sudah dilakukannya.

Cara yang seperti ini bisa dilakukan dengan membuat batasan-batasan. Jadi, nantinya jika Anang melanggar batasan-batasan tersebut bisa diberikan hukuman atau penjelasan mengenai konsekuensi. Bahkan, Tidak ada salahnya juga untuk melibatkan anak dalam membuat Hukuman dan peraturan.

Mengajarkan Kemandirian

Tidak selamanya anak dapat bergantung dengan orang tuanya. Kenapa sejak dini penting untuk mengajarkan kemandirian terhadap anak. Lebih tepatnya kemandirian ini sudah bisa diajarkan saat anak mulai berusia 2 atau 5 tahun. 

Salah satu cara yang bisa diterapkan untuk mengajarkan kemandirian kepada anak yaitu mengajarkan keterampilan yang memang sesuai dengan usianya. Selain itu, ada juga untuk mengajarkan kepada anak jika mengendalikan emosi sangatlah penting. 

Membantu Anak Mengembangkan Bakatnya

Orang tua juga mempunyai tanggung jawab dan tugas untuk membantu anak dalam mengembangkan bakatnya. Dengan kata lain jika anak bisa mengembangkan bakatnya tentu dapat lebih mandiri ke depannya dan lebih bertanggung jawab.

Apalagi di usia tersebut anak belum memahami apa yang disukainya, sebagai orang tua bisa melihat dari apa yang paling sering dilakukannya. Jika melihat hal yang seperti itu, segera lakukan berbagai upaya untuk mengembangkan bakat tersebut dengan menyediakan berbagai media pendukung.

Dampak Negatif Orang Tua Tidak Melakukan Tugas dan Tanggung Jawabnya

Mengetahui apa saja tanggung jawab dan tugas orang tua terhadap anaknya, tentu kurang lengkap jika tidak mengetahui dampak negatif jika tidak melakukan tanggung jawab tersebut. Berikut ini beberapa dampak negatifnya yang bisa didapatkan.

Anak Akan Jadi Tidak Percaya Diri

Salah satu dampak negatif jika orang tua tidak melakukan tugas dan tanggung jawabnya terhadap anak yaitu kurang percaya diri, sehingga bisa menghambat keberhasilan. Anak yang seperti ini cenderung minder jika bergaul dengan orang yang ada di luar rumah. 

Lebih tepatnya orang yang seperti ini akan mengurangi interaksi dengan orang lain. Padahal yang namanya kehidupan bersosial menjalin interaksi dengan masyarakat sangat diperlukan, lagi menjelang dewasa hal tersebut sangat butuh..

Hubungan Anak dengan Orang Tua Tidak Terjalin

Dampak negatif lain yang didapatkan jika orang tua tidak melakukan tanggung jawabnya yaitu hubungan antara keduanya tidak terjalin dengan baik. Padahal sebenarnya orang tua menjadi tempat yang paling dibutuhkan anak untuk menceritakan pulang.

Jika hubungan antara keduanya tidak baik, maka tidak akan terjadi keterbukaan dan bisa menyebabkan emosional tidak dapat terkontrol. Ditambah lagi dengan perhatian orang tua yang tidak pernah diluangkan untuk anaknya, seperti ini akan lebih parah. 

Anak Bisa Mengalami Gangguan Perilaku

Tugas dan tanggung jawab orang tua terhadap anak memang cukup banyak, bukan berarti tidak bisa dilakukan. Jika saja orang tua menyepelekan tugas dan tanggung jawabnya, Salah satu dampak negatifnya yaitu anak mempunyai kekuatan berlaku.

Saya saja suka membuat onar untuk menarik perhatian banyak orang, bullying terhadap temannya dan suka mencuri. Tanpa disadari sebenarnya anak melakukan hal-hal yang seperti itu agar orang tuanya lebih perhatian.

Itulah penjelasan mengenai beberapa tanggung jawab dan tugas orang tua terhadap anaknya yang wajib untuk dilakukan. Tentu jika tanggung jawab tersebut terpenuhi, berpengaruh penting terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak di masa depan dan bisa dikatakan sebagai modalnya.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

9 Peran Orang Tua Menangani Anak Usia Dini yang Wajib Diketahui

Anak usia dini yang membutuhkan perhatian khusus dari orang tuanya. Karena di usia tersebut anak sudah mulai berinteraksi dengan lingkungan sekitar, sehingga mudah terpengaruh. Di sinilah peran orang tua diperlukan untuk menangani anak usia dini. Karena apa yang dilakukan oleh orangtua pada proses tumbuh kembang anak selama usia dini, akan berpengaruh pada kemampuannya kelak.

Untuk itu, pada usia ini orang tua mempunyai kewajiban untuk memberikan pendampingan maksimal kepada anak. Selengkapnya berikut ini peran-peran yang harus diterapkan. 

1. Menjadi Pengamat Anak

Salah satu peran orang tua dalam menangani anak usia dini yaitu menjadi pengamat. Peranan ini sangatlah diperlukan karena di usia tersebut, anak cenderung untuk melakukan apapun sesuai dengan keinginannya.

Tentu jika tidak dilakukan pengamatan, anak bisa keluar dari batas wajarnya. Apalagi di usia tersebut anak mudah terpengaruh dengan orang lain, tentu akan sangat beresiko. Di sisi lain, orang tua juga harus bisa memahami bagaimana permasalahan dan tanda-tanda yang terjadi pada anaknya. 

2. Jadi Pembimbing untuk Anak

Peran orang tua sebagai pembimbing memang sudah menjadi hal yang tidak asing lagi. Apalagi saat anak di usia tersebut mulai menghadapi berbagai masalah saat berinteraksi dengan teman di sekolahan atau lingkungan sekitarnya. 

Tentunya dalam menyikapi hal yang seperti ini, Orang tua harus mempunyai cara tersendiri. Misalnya saja dengan berusaha untuk menggali perasaan anak terkait masalahnya dan memahami masalah. Selebihnya orang tua hanya perlu memberikan arahan dan pengertian mengenai masalah tersebut.

3. Penghubung Anak

Menjadi penghubung anak dari berbagai permasalahan yang dialaminya juga menjadi peran orang tua. Tentunya dalam hal ini orang tua harus berusaha memahami bagaimana permasalahan yang berasal dari sumber lain. Hal ini dilakukan agar bisa mendapatkan informasi lebih jelas.

Informasi yang didapatkan bisa berasal dari berbagai sumber seperti teman, guru dan lainnya. Hal ini dilakukan agar orang tua tidak terfokus membela anak sebelum mengetahui kebenarannya. Sekalipun anak yang melakukan salah, Orang tua harus mengingatkan dan memberikan pengertian.

4. Membantu Anak Memecahkan Masalah dan Mengajarinya

Anak usia dini masih termasuk labil, sehingga belum terlalu bisa mengontrol emosionalnya. Begitu juga saat terjadi semua masalah sederhana dengan temannya, biasanya saya anak usia dini akan langsung melampiaskan emosionalnya tanpa berpikir terlebih dahulu.

Tentu sebagai orang tua dalam hal ini penting untuk memecahkan masalah tersebut dengan menerapkan beberapa hal. Seperti halnya mendampingi anak, mengarahkannya agar tidak melakukan hal yang buruk dan menjelaskan konsekuensi negatif dan positif terhadap apa yang dilakukan. 

5. Memberikan Dasar Pendidikan Bagi Anak

Peran orang tua menangani anak usia dini yang selanjutnya yaitu memberikan dasar pendidikan. Tentunya jika dasar pendidikan sudah diberikan sejak dini, maka akan semakin mudah anak mandarin ayah begitu juga dalam menerapkannya di kehidupan sehari-hari.

Dasar pendidikan yang wajib diberikan sejak kapan hari ini seperti budi pekerti, pendidikan agama, sopan santun, kasih sayang, mematuhi, estetika, rasa aman dan lain sebagainya. Selain itu, orang tua juga wajib untuk memberikan pola asuh yang tepat agar pertumbuhan anak lebih maksimal. 

6. Tidak Melakukan Hal Buruk di Depan Anak

Tidak melakukan hal buruk di depan anak juga menjadi salah satu peran orang tua yang wajib untuk dilakukan dalam menangani anak usia dini. Mengingat anak diusia tersebut merupakan sebaik-baiknya peniru, sehingga apapun yang dilakukan oleh orang tuanya akan langsung ditiru.

Maka dari dari itu, penting sekali untuk berhati-hati dalam berbuat apapun. Justru akan lebih baik lagi jika orang tua memberikan contoh yang baik di depan orang agar ditiru. Misalnya saja cara berinteraksi dengan orang yang lebih tua, melakukan tanggung jawab dan lainnya.

7. Menjadi Pendengar yang Baik

Salah satu cara yang bisa kita lakukan untuk menangani anak usia dini sebagai salah satu peran orang tua yaitu menjadi pendengar. Mengingat orang tua merupakan tempat pulang, sehingga harus bisa memberikan kenyamanan kepada anak dalam berbagai hal terutama bercerita.

Jangan terburu-buru memberikan respon, tapi biarkan anak bercerita hingga selesai. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar anak merasa dihargai dan perasaan didengarkan. Tidak ada salahnya juga dalam hal ini memberikan pujian, pelukan dan kasih sayang kepada anak. 

8. Bertanggung Jawab Memberi Kenyamanan untuk Anak

Upaya lain yang harus dilakukan orang tua dalam mewujudkan perannya yaitu memberikan kenyamanan. Kenyamanan yang diciptakan ini sangat diperlukan agar nantinya anak menjadikan orang tua sebagai sahabat terbaiknya dalam berbagai hal.

Bahkan, kenyamanan ini juga memberikan kesempatan kepada anak untuk tidak canggung bercerita kepada orang tuanya. Tentu dengan kondisi yang seperti itu, orang tua akan lebih mudah untuk memahami bagaimana karakter anak dan cara mengarahkannya. 

9. Meluangkan Waktu yang Cukup untuk Anak

Cara menangani anak usia dini yang selanjutnya yaitu meluangkan waktu. Entah itu belum kan waktu untuk menemani anak belajar atau sekedar bermain. Tentu jika orang tua bisa dijadikan sebagai teman, anak tidak akan merasa canggung dan tentunya nyaman.

Begitu juga sebaliknya, jika orang tua memberikan perhatian penuh terhadap anak, maka respon anak pada setiap arahan dan bimbingan orang tua menjadi lebih baik. Contohnya ajari anak bagaimana cara bersosialisasi yang baik, beretika dan lain sebagainya. 

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top