Parenting

6 Langkah Melatih Anak Agar Percaya Diri

Apakah anda pernah melihat sebuah acara pencarian bakat khusus untuk anak-anak? acara ini sempat sangat terkenal karena pada umumnya stasiun televisi hanya menayangkan ajang pencarian bakat untuk orang dewasa. Tapi adanya pencarian bakat bagi anak-anak membuat televisi tersebut banyak digemari. Jika anda lihat dalam acara tersebut maka ada banyak sekali anak-anak yang dengan rasa percaya diri tampil dihadapan ratusan atau bahkan ribuan orang. Bahkan beberapa kali ada anak usia antara 5 – 6 tahun yang bisa dengan lancar dan percaya diri menjawab dan melakukan semua hal yang diminta oleh juri. Mungkin anda berfikir bagaimana anak sekecil itu bisa memiliki rasa percaya diri yang begitu besarnya?

Jawabannya adalah karena adanya didikan atau latihan yang dia terima. Anak perlu ditanamkan rasa percaya diri sejak dini dan jangan sampai memiliki rasa minder. Rasa minder yang dibiarkan begitu saja maka ini akan menjadi sebuah kendala saat dia sudah dewasa. Untuk itu, bagi anda yang ingin melatih anaknya untuk menjadi seorang yang percaya diri, maka bacalah tulisan ini sampai selesai.

Inilah 6 langkah melatih rasa percaya diri anak:

  1. Jangan ditakut-takuti

Sering kali para orang tua menakut-nakuti anak karena sesuatu yang tidak penting. Misalnya saja demi agar anak tidak melakukan hal yang berbahaya atau agar dia jera dengan sesuatu tertentu, maka orang tua menakut-nakutinya dengan hal-hal yang tidak masuk akal. Cara ini ternyata berdampak saat dia sudah dewasa. Anak yang sering ditakut-takuti akan tidak berani untuk mengambil keputusan. Untuk itu cara yang baik adalah memberikan alasan yang sebenarnya mengapa dia tidak boleh melakukan hal tersebut.

  1. Jangan memarahi tanpa sebab

Janganlah sekali-kali anda marah-marah pada anak tanpa sebab. Ini akan membuat anak menjadi bingung. Sedangkan dia tidak memiliki keberanian untuk membela diri. Untuk itu jika anda akan marah maka jelaskan apa kesalahannya sehingga anak akan belajar dari kesalahan tersebut.

  1. Jangan diejek

Kadang orang tua mengejek anak saat dia melakukan suatu kesalahan. Mungkin maksud anda hanyalah bercanda tapi hal ini bisa dianggap serius oleh anak. hal itu karena ketika masih anak-anak kemampuan komunikasi seseorang belum terlalu bagus.

  1. Memberi kesempatan untuk mengambil keputusan

Sesekali anda memberinya kesempatan untuk mengambil keputusan sendiri. misalnya saja keputusan untuk membeli kado silang di sekolah. Dengan begitu anak akan menghargai setiap keputusannya.

  1. Jangan manjakan anak

Bagi anda para ibu-ibu, biasanya ini terjadi. Memang andalah yang mengandungnya selama 9 bulan lebih tapi bukan berarti anda boleh memanjakannya. Anak yang dimanjakan akan cenderung tidak mandiri dan bergantung pada orang lain. Jika ini dilakukan terus maka anak sikap ini akan kebawa sampai dia dewasa. Untuk itu yang perlu dilakukan adalah suruh dia untuk melakukan segala sesuatunya sendiri dan berikan pujian pada anak saat dia berhasil menjalankan tugasnya dengan baik. Cara ini terbukti bisa memiliki dampak yang bagus untuk perkembangan anak.

  1. Melakukan komunikasi pada anak

Meskipun waktu anda begitu sibuknya tapi usahakan untuk meluangkan waktu bagi anak. ini akan sangat berguna untuk dirinya. Ajaklah anak untuk bicara tentang topik-topik ringan sesuai dengan usianya. Misalnya anda dapat meminta dia untuk cerita tentang sekolahnya, tentang gurunya, tentang teman-temannya, dan lain sebagainya. Anda juga juga bisa meminta dia untuk mengomentari isu-isu tertentu. Lihat responnya. Apakah dia bisa mengkritisi isu-isu yang ada di sekitarnya.

Itulah beberapa tips yang bisa anda lakukan. Ini adalah tugas orang tua untuk melatih emosi anak.

Demikian tadi pembahasan tentang cara melatih anak agar percaya diri. Semoga bermanfaat.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.


Parenting

Karena Rajin Jadi Salah Satu Kunci Sukses, Ini Cara Agar Anak Rajin Melakukan Tugasnya

Salah satu sifat anak kecil adalah terkadang masih sering membangkang dan tidak patuh terhadap orangtua. Mereka masih melakukan hal sesuai kehendak hatinya, karena pikiran mereka belum benar-benar terbentuk secara matang. Jadi jika anak membangkang atau terkesan malas, bukan berarti mereka nakal. Karena sebenarnya, ada cara agar anak rajin dan menjadi patuh kepada Ayah Bundanya. Yuk, simak penjelasannya di bawah. 

Tips Edukasi dan Cara Agar Anak Rajin yang Harus Dilakukan Kedua Orangtua

Membentuk kepribadian anak memang tidak bisa dengan waktu harian atau mingguan saja. Butuh proses panjang agar si kecil mampu beradaptasi dan bisa jadi anak yang rajin setiap hari. Berikut adalah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membuat si kecil jadi lebih aktif dan memiliki sikap yang rajin. 

1. Jangan Selalu Disuruh Belajar, Berikan Anak Waktu Melakukan Hobinya

Membuat anak agar mau belajar memang penting, namun masa kanak-kanak juga sayang jika dihabiskan hanya dengan belajar saja. Biarkan si kecil leluasa melakukan hobinya, jangan forsir anak terlalu berlebihan agar ia tidak stress. Sangat disayangkan jika masih muda malah stress.

Berikan waktu khusus bagi si kecil untuk melakukan hobinya. Hal ini bertujuan agar tetap tercipta keseimbangan antara studi belajar dengan hobinya. Kalau anak happy pasti belajar tidak perlu diingatkan lagi, ia sudah nyaman melakukan hal tersebut jadi tidak ada paksaan lagi.

2. Berprestasi Memang Penting, Tapi Jangan Terlalu Fokus pada Nilai

Satu hal yang harus diingat adalah jangan terlalu terpaku pada nilai saja, kemampuan setiap anak berbeda-beda. Bunda tidak bisa menyamakan dengan anak tetangga, mereka punya kapasitas, keunggulan dan kelebihannya masing-masing. Lebih baik fokus pada diri sendiri saja.

Biasakan agar fokus pada perkembangan diri anak saja. Perhatikan apa saja yang menjadi kesenangannya, bakat yang ia miliki. Dengan mengetahui apa saja keunggulan dan kekurangan dari si kecil Bunda bisa membantu untuk melengkapinya. Menutupi juga kekurangan yang dimiliki anak.

3. Untuk Lebih Memahami Anak, Cobalah Masuk ke Dalam Kehidupan Anak

Ada banyak alasan mengapa si kecil jadi pemalas, tidak mau belajar atau merasa kesulitan ketika menerima pelajaran di sekolah. Jika memang terjadi hal demikian, Ayah dan Bunda jangan langsung memarahinya. Cobalah untuk lebih rileks dan cari waktu tepat untuk tahu penyebabnya.

Sebagai orangtua, Ayah dan Bunda juga harus bisa masuk ke dalam kehidupannya, cobalah untuk mencari tahu tentang dirinya, misalkan saja faktor yang membuat nilainya turun dalam mata pelajaran tersebut. Jika sudah dapat informasinya maka bisa cari solusi agar cepat teratasi.

4. Jangan Lupa untuk Memberi Anak Dukungan

Selain menentukan target pribadi ke anak Ayah dan Bunda harus bisa memberinya sebuah dukungan. Bagaimana caranya agar si kecil tetap merasa semangat mengejar cita-citanya tersebut, tidak mudah menyerah hanya karena anggapan atau tanggapan dari orang-orang di sekitarnya.

Ketika menuju remaja biasanya anak akan mulai berseberangan dengan orangtua. Pilihan dan juga jalan hidup mulai beragam. Namun jika dari kecil sudah ditanamkan nilai-nilai kedisiplinan maka dia akan tetap bertanggung jawab pada keputusannya sendiri. Memberikan yang terbaik kepada orangtuanya.

5. Berikan Juga Pengertian Pada Anak Tentang Pentingnya Belajar

Saat anak masih kecil pasti ada perasaan malas belajar, enggan menyentuh buku pelajaran dan masih banyak lagi keluhan lainnya. Hal tersebut tentu saja wajar terjadi mengingat memang usia mereka sedang senang-senangnya bermain, santai dan ingin menikmati waktu senggang.

Namun Bunda bisa memberikan pengertian secara perlahan-lahan saja. Sampaikan dengan lembut, santai dan juga penuh pengertian kepada si kecil tentang dampak positif jika mau belajar sejak dini. Buka pikirannya jika belajar tidak melulu soal angka-angka saja. Ada banyak hal lain bisa dipelajari.

6. Sesekali Beri Anak Pujian Atas Hal-hal yang Sudah Dilakukannya

Rajin tidak harus soal belajar saja. Ada banyak spesifikasi rajin bisa jadi patokan misalnya menjaga kebersihan rumah, membantu orangtua dalam melakukan pekerjaannya juga masih banyak lagi hal lainnya. Jangan hanya fokus pada satu bidang saja, dimana anak justru tidak suka.

Ketika si kecil menyukai suatu hal dan sudah berhasil mencapai sesuatu sesekali boleh beri aia pujian. Niatnya tentu saja agar anak bisa merasa senang dan semakin bersemangat. Jangan malah bilang “mama lebih suka kamu rajin belajar daripada rajin main bola” itu bisa bikin anak terluka.

7. Sebagai Orangtua, Kita Juga Harus Memberi Anak-anak Motivasi 

Terkadang saat si kecil merasa sedang lelah terhadap mata pelajaran atau pekerjaannya tidak ada salahnya Ayah dan Bundanya turut menyemangatinya juga. Bisa dengan kata-kata motivasi atau melakukan terapi ke tenaga ahli agar mendapatkan tindakan lebih baik dan benar.

Selain memberikan kata motivasi kepada anak, Bunda harus tahu dulu kondisi anak sekarang. Misalkan dia memang benar-benar sedang down maka usahakan biarkan anak meluapkan emosinya terlebih dahulu. Tunggu sampai momennya tepat, ketika anak sudah merasa tenang dan siap diajak diskusi.

8. Dan Agar Anak Benar-benar Rajin, Lakukan Semua Itu Secara Konsisten

Terakhir adalah konsisten menerapkan semua langkah-langkah diatas. Memang tidak mudah untuk bisa membuat anak terus berkomitmen, harus ada pengawasan dan penjagaan yang ketat agar si kecil selalu mau menjalankan semua rules peraturan tersebut.

Pada akhirnya semua orang tertentu turut menjadi faktor apakah semua diatas akan berhasil diterapkan ke anak. Perlu kerjasama dari semua pihak yang terkait. Memastikan bahwa semua orang masih merasa nyaman dan tidak ada keterpaksaan dalam menjalankan peraturan tersebut.

Sebagai orangtua memang penting untuk mengetahui kondisi dari anak. Walaupun sudah ada mbak atau baby sister yang menjaganya, namun agar bisa menerapkan peraturan yang tepat tetap harus ada diskusi dengan si kecil. Karena bagaimanapun peraturan ini dibuat demi membentuk kepribadiannya

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top