Anak yang pintar bersosial membuat orangtua senang melihatnya. Karena kemampuan bergaul menentukan bagaimana posisi anak di masyarakat nantinya. Salah satu cara anak bersosialisasi dengan bermain bersama orangtua, saudara, kerabat dan teman-temannya. Kegiatan ini dapat jadi latihan, sebelum nanti ia akan bersosial dengan orang lain yang belum ia kenal sebelumnya.
Namun, untuk bisa membentuk anak jadi sosok yang pintar bersosial. Ada hal-hal yang tentu Bunda pahami sebagai orangtua, kira-kira apa saja ya?
Tanda-tana Anak yang Pintar Bersosial yang Bisa Kita Kenali dari Sikapnya Sehari-hari
Penting bagi si kecil memiliki keterampilan sosial agar lebih cepat beradaptasi dengan lingkungan baru. Selain itu, biasanya yang pintar bersosial juga mudah diterima oleh siapapun di lingkungannya. Karenanya, orangtua harus tahu beberapa ciri atau tanda anak pintar bersosialisasi.
1. Si Kecil Dapat Bekerja Sama dengan Baik dengan Orang di Sekitarnya
Bekerja sama artinya melakukan sesuatu sesuai kesepakatan untuk mendapatkan tujuan bersama. Anak bisa atau tidak bekerja sama bisa dilihat saat bermain dengan yang lain. Jika memang si kecil dapat mudah beradaptasi dengan tim bermainnya berarti dia mudah bergaul.
Anak yang memiliki sifat keras kepala dan egois sulit masuk ke lingkaran pertemanan. Sebaliknya anak bersikap baik, mau menerima kesalahan diri biasanya teman-teman lain akan menyukainya. Anak tahu mana tugasnya dan mana bagian orang lain.
2. Ia Juga Bisa Menjadi Pendengar yang Baik untuk Orang-orang Terdekat
Jika seorang anak benar-benar ingin memiliki teman maka ia akan menghargai orang lain. Salah satunya menjadi pendengar yang baik dan turut memahami apa yang dirasakan temannya. Lebih bagus lagi jika anak dapat memahami bahasa tubuh ketika temannya berbicara.
Menjadi pendengar yang baik juga dilakukan bersama orangtua di rumah. Namun, jika si kecil belum memiliki karakter ini bisa pelan-pelan diajarkan. Si kecil mudah bergaul biasanya sering dicari oleh teman-teman saat membutuhkan pendapat atau dukungan.
3. Memiliki Empati dan Peduli Sejak Dini Terhadap Lingkungan Sekelilingnya
Anak-anak memang belum sepenuhnya memahami empati ada dalam hidup. Tetapi, seiring berjalannya waktu dan bertambah umur, rasa kepedulian akan muncul sendiri. Memahami perasaan orang lain mulai dari senang, sedih, bahagia dan lainnya.
Anak dalam dirinya memiliki belas kasihan dan kasih sayang pada orang disekitarnya. Sikap dan tindakan yang harus ditunjukkan terhadap kondisi tertentu juga dipahami si kecil. Sikap ini mengakibatkan dirinya mudah diterima dalam pergaulan.
4. Selalu Bersikap Objektif Menghadapi Konflik yang Ia Alami
Jika si kecil menyelesaikan masalah dengan memandang sisi positif tandanya ia pandai bergaul. Konflik pasti pernah muncul dalam hubungan pertemanan, jika anak dapat menyelesaikannya dengan baik melalui teknik mediasi misalnya, artinya si kecil pintar bersosialisasi.
Memiliki jiwa kepemimpinan membuat diri mudah menyelesaikan masalah yang ada. Selain itu, juga didukung dari keterampilan komunikasi yang baik. Apa yang disampaikannya tidak disalahpahami oleh teman-teman.
5. Ia Juga Mampu Membangun Hubungan Baru dengan Orang-orang di Sekelilingnya
Ciri yang sangat mudah dilihat anak yang pintar bersosial adalah mampu membangun hubungan baru. Tampaknya memang spele, tetapi daalm hal ini sangat dibutuhkan kemampuan interpersonal saat membangun sebuah hubungan.
Anak selalu dapat memberikan kesan positif dirinya pada orang lain. Jika hal ini terus berlanjut, orang yang awal dijumpai hanya kenalan biasa dalam waktu yang lama bisa menjadi sahabat. Bahkan tetap menjalin komunikasi saat lokasinya sudah berjauhan.
Lalu, Apa Hal yang harus Dilakukan orangtua Agar Anak Mudah Bergaul?
Anak yang pintar bersosialisasi biasanya memiliki banyak teman. Hidupnya lebih berwarna dibandingkan anak tidak pandai bergaul. Si kecil perlu diajarkan agar bisa bermain dengan anak lain supaya tidak anti sosial, dengan menerapkan langkah berikut ini.
1. Jangan Pernah Membandingkan Anak dengan Anak Lain
Setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing termasuk dalam hal bersosialisasi. Jangan bandingkan anak dengan saudara kandung, sepupu atau anak tetangga. Membandingkan tidak hanya membuat si kecil sedih namun juga mengakibatkan tidak percaya diri.
Apapun yang terjadi harusnya orangtua mendukung dan melihat penyebabnya dari berbagai sisi. Jangan hanya menyalahkan anak, mungkin saja orangtua yang tidak punya banyak waktu mengajarkan anak bersosialisasi.
2. Ajak Anak Bermain Peran untuk Mengasah Kemampuan Sosialnya
Cara mengasah kemampuan sosial anak selanjutnya dengan pura-pura bermain. Maksudnya di sini, si kecil dapat menjalani peran orang dewasa seperti menjadi dokter, guru ataupun koki. Ketika orangtua ikut terlibat, anak akan berlajar cara berinteraksi dengan orang lain.
Berikan kesempatan pada anak untuk menangani hubungan antara banyak orang. orangtua dapat membantu memfasilitasi dan menyusun strategi agar ada bagian anak berbagi dengan orang lain. Misalnya memberikan bantuan kepada orang lain, merawat orang dan yang lainnya.
3. Berikan Dia Teladan dengan Mengajarkan Kebaikan
Ajarkan kebaikan pada anak sehingga bisa memperlakukan teman dengan baik. Misalnya, saat mendengar anak memanggil temannya dengan sebutan ejekan, segera beritahu bahwa itu perilaku tidak baik.
Jangan diabaikan karena berpikir lama-kelamaan anak menghilangkan sebutan itu. Selain itu, jika orangtua hanya melihat saja anak akan berpikir bahwa pemanggilan nama ejekan adalah hal yang biasa dan boleh dilakukan. Tentu orangtua tidak ingin hal ini terjadi pada anaknya.
4. Dan Bantulah Ia untuk Memulai Percakapan
Ketika pertama kali datang ke taman bermain, anak sering kali malu atau tidak tahu memulai percakapan anak lain yang sebaya dengannya. orangtua bisa membantu anak untuk mengawali percakapan, kemudian biarkan anak berinteraksi sendiri.
Manfaatkan peluang agar si kecil mudah bergaul. Jangan selalu mengekori orangtua kemanapun pergi. Ini juga salah satu cara membangun kepercayaan dirinya di antara teman-temannya. Sehingga kesempatan berikutnya, anak sudah bisa mulai percakapan sendiri.
5. Namun Jangan Terlalu Protektif Mengekang Gerak Langkah si Kecil
Sebagian orangtua merasa khawatir saat anak ditinggal bermain bersama teman-temannya. Maka, tidak jarang ada anak yang dikekang di rumah. Padahal cara ini dapat menghambat kemampuan bersosialisasi si kecil di lingkungannya.
Bukan tidak boleh khawatir, tetapi jangan berlebihan. Berikan anak rasa percaya diri dan bangun kepercayaan bahwa si kecil mampu melakukan banyak hal tanpa bantuan orangtua. Setidaknya anak dapat meminta bantuan kepada teman sebayanya sehingga terjadi interaksi.Itulah cara efektif untuk membentuk pribadi anak yang pintar bersosial. Penting sekali diterapkan agar ke depannya anak mudah mendapatkan teman. orangtua pasti tidak ingin anaknya memiliki sifat anti sosial.
