Ingat sewaktu nak-anak bermain di luar rumah sambil berlari-lari, ibunya mengejar sambil membawa piring berisi makanan untuk disuapi kepada anaknya. Atau dengan uang 2000 rupiah, si ibu membeli bakso dan menambahkan nasi ke dalam mangkuk bakso untuk makan malam anaknya.
Akibat dari perlakuan ini, anak sampai besar akan terus minta disuapi atau anak makan sambil berlari-lari dan tidak mau diam di meja makan. Selain itu, kebiasaan memberi makan anak secara sembarangan dapat berisiko bagi kesehatan anak itu sendiri. Untuk menghindari hal ini, bagaimana kita dapat mengajarkan anak kita makan?
1. Jadi role model
Anak adalah peniru ulung dan memerhatikan perilaku Anda. Manfaatkan kesempatan ini, beri contoh! Sedikit-sedikit dia akan belajar kebiasaan makan yang baik dari Anda.
2. Biasakan sarapan
Selain membiasakan anak untuk tertib, duduk bersama di meja makan untuk sarapan pagi membuat hubungan antar anggota keluarga lebih “hangat.”
3. Bawa bekal
Bekal yang dibuat di rumah jauh lebih aman dimakan dibanding makanan instan olahan atau yang Anda beli sambil lewat. Siapkan camilan ringan berupa potongan buah atau sayur yang siap disantap.
4. Isi kulkas sehat
Mau disimpan di kulkas atau disajikan di meja makan, tawarkan beragam jenis makanan sehat pada anak, jangan hanya menyediakan makanan yang Anda suka dan tidak suka.
5.Kenalkan makanan baru
Secara berkala, kenalkan anak pada jenis makanan baru. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa memori anak tentang makanan akan tersimpan baik setelah ia mencobanya sebanyak 5-6 kali.
6.Minum air putih
Meski mengandung vitamin dan bernutrisi, konsumsi jus untuk anak perlu dibatasi, maksimal 125 ml per hari. Air putih adalah pilihan paling sehat untuknya jika haus.
7. Atur porsinya
Jangan langsung menuangkan porsi besar ke dalam piring makan anak. Beri secukupnya. Lihat, dia akan “kembali” pada Anda jika masih merasa lapar.
8. Pelajari pola makannya
Membuat jadwal boleh, tapi jangan memaksakan pola makan Anda pada anak, karena kebutuhan energi Anda dengannya berbeda. Mungkin saja jika dia punya waktu makan tertentu.
9. Zat besi, penting!
Pastikan Anda menyediakan cukup sumber zat besi dalam menu makanan anak untuk pembentukan sel darah dan tulangnya. Jangan lekas lega jika anak banyak mengonsumsi susu, karena susu hanya sedikit mengandung zat besi. Apalagi zat besi tergolong mineral yang sulit diserap tubuh.
10. Olahraga
Untuk mendapatkan bentuk tubuh proporsional dan mencegah obesitas, ajak anak untuk melakukan olahraga ringan seperti berjalan, bersepeda, berenang dan bermain bersama Anda.
11. Matikan TV
Selain bisa mengalihkan perhatian, televisi memang tidak baik dinyalakan sepanjang acara makan.
12. Jangan takut berantakan
Ajak anak ke dapur, ia justru senang jika Anda melibatkannya untuk menyiapkan acara makan keluarga. Biarkan dia jadi koki kecil yang bertugas mencuci buah, menata sendok dan piring, atau mencicipi masakan buatan Anda.
13.Sama dengan menu keluarga
Jangan bedakan menu keluarga dengan menu anak. Sesering mungkin sajikan menu keluarga kepada anak. Bosan menghadapi menu yang sama setiap hari membuat anak jadi malas makan, apalagi jika dia melihat menu makanan Anda lebih menarik.
14. Tentukan jadwal makan yang teratur
Makanlah 3 kali sehari dengan 2 kali makan selingan di antara jam makan yang normal. Tentukan jam makan yang teratur. Hindari jam-jam saat anak mengantuk, karena dapat dipastikan anak-anak akan menjadi rewel di meja makan.
15. Berikan variasi menu
Makanan kaya akan gizi memang dibutuhkan anak. Tapi, bukan berarti Anda hanya memberikan menu yang itu-itu saja. Selain sayuran dan buah, berikan anak pilihan menu seperti kacang-kacangan, susu, atau gandum.
16. Diskusi dan beri pengertian
Anda dan anak mungkin memiliki sudut pandang yang berbeda dalam memilih makanan. Tapi, perbedaan tersebut bukan berarti harus membuat Anda menyerah. Jalan tengah bisa diambil dengan mendiskusikan makanan apa yang disukai anak lalu berikan penjelasan kelebihan dan kekuarangan makanan tersebut.
17. Kenali sinyal kenyang pada anak
Inti dari makan sehat adalah bisa mengatur rasa lapar, bukan ‘yang penting kenyang’. Jangan paksa anak untuk menghabiskan semua makanan yang ada di piring. Sadari ‘sinyal’ dari anak Anda yang menunjukkan dirinya sudah makan cukup.
