Orangtua yang mampu mendidik anak-anaknya dengan baik, akan menghasilkan individu yang baik ketika dewasa. Sebagai orang tua, Anda memiliki tanggung jawab yang besar terhadap masa depan anak Anda. Oleh karena itu, Anda perlu mengetahui hal-hal berikut dalam mendidik anak.
1. Jadilah konsisten
Anak selalu ingin tahu hal-hal baru yang masih asing baginya dan akan menanyakan banyak hal kepada Anda. Sebagai orang tua, Anda harus konsisten terhadap jawaban Anda. Jangan sekali-kali menjadi orang tua yang plin-plan ketika menjawab pertanyaan anak yang dilontarkan berulang kali.
2. Tetapkan batas
Batasan disini dapat berupa peraturan maupun proteksi fisik terhadap anak. Menurut Jim Cunningham, seorang penulis, penelitian pengaruh pagar pembatas taman bermain di sekolah terhadap anak
Ketika pagar dihilangkan, anak-anak cenderung cemas dan meras tidak aman dalam bermain. Ketika keesokan harinya pagar tersebut kembali di pasang, anak merasa aman kembali dan bermain dengan bebas di taman.
Sama seperti proteksi fisik tersebut, dalam hati anak juga merasa tidak ingin hidup di dunia tanpa batas. Anak-anak ingin orang tuanya menetapkan batasan untuk melindungi, memelihara dan membimbing dirinya hingga menjadi dewasa.
3. Jangan memaksa anak menjadi seperti diri Anda
Seringkali orang tua menganggap bahwa anak-anaknya merupakan versi kecil dari dirinya. Orang tua cenderung memperlakukan anaknya sesuai dengan apa yang diinginkannya ketika masih kanak-kanak.
Padahal anak Anda tentu berbeda dengan Anda ketika muda karena perbedaan generasi dan lingkungan juga yang mempengaruhi sifat anak. Harapan orang tua tersebut biasanya hanya mengarah pada kekecewaan karena tidak sesuai dengan bayangan Anda.
4. Mendorong perilaku positif pada anak
Orang tua hendaknya mencari tau hal-hal baik dan yang tidak pada anak. Kemudian Anda perlu mendorong perilaku positifnya dengan cara memberikan pujian dan sebagainya.
5. Memberikan sedikit hukuman terhadap kesalahan anak
Jika anak melakukan kesalahan sekali atau dua kali, Anda hanya perlu menasehatinya saja dan memberitahu hal yang benar. Tetapi jika kesalahan anak tersebut terus diulangi, Anda dapat memberikan sedikit hukuman yang sifatnya positif seperti mengurangi jam bermainnya di luar.
Hal ini akan membuat anak Anda berpikir ulang untuk melakukan kesalahan yang sama.
6. Jangan timbulkan kesenjangan antara kedua orang tua
Jika ibu mengatakan tidak dan ayah mengatakan iya, anak akan cenderung mendekat ke ayah karena mendapatkan apa yang diinginkannya. Orang tua harus sepaham dalam mengajar dan mendidik anak.
Tujuannya adalah agar tercipta kestabilan dalam keluarga. Ini mungkin sulit jika anak dihadapkan dalam situasi perceraian, tetapi demi anak-anak kedua orang tua harus mengesampingkan perbedaan dan sepaham.
7. Jaga perilaku Anda
Anak-anak cenderung megikuti perilaku orang tuanya. Jika Anda berbohong, menipu, mengumpat, mencuri, atau bahkan membuat pilihan gaya hidup yang tidak sehat, anak cenderung berpikir bahwa tidak apa-apa jika melakukan hal yang sama dengan orang tuanya.
8. Memahami persepsi mereka
Setiap orang pasti memiliki pandangan yang berbeda mengenai kehidupan, demikian juga anak dan orang tua. Meskipun ia adalah darah daging Anda, bukan berarti ia harus seperti Anda dan menyikapi suatu masalah dengan cara Anda.
Anda mungkin merasa menasihati anak adalah tugas dan kewajiban orang tua. Namun, hindarilah pemakaian kata-kata yang ekstrim sehingga anak tidak merasa kita terlalu mengekang kebebasannya.
9. Menghargai pendapat/ pilihan anak
Anda sudah tahu bahwa anak memiliki pandangan yang keliru tentang sesuatu hal. Namun, Anda tak bisa mengubah pandangan yang salah itu dengan marah besar terhadap anak.
Jika Anda ingin anak mendengarkan Anda, maka dengarkanlah mereka terlebih dahulu.
10. Membentuk kembali persepsi dan sikap anak
Memang benar bahwa orang tua berkewajiban mendidik anak sebaik mungkin. Tapi menekan atau memaksa anak untuk bersikap sesuai keinginan Anda adalah ide buruk.
Sekali lagi, dengarkanlah dan pahamilah mereka lebih dulu. Lalu ajukan alternatif sikap yang Anda inginkan.
11. Perubahan dimulai dari Orang Tua
Semua trik dan metode yang saya paparkan di atas akan menjadi sia-sia, jika Anda tak memulai perubahan dari diri Anda sendiri. Meski tak mengakuinya secara terang-terangan, orang tua adalah idola di mata anak. Dan anak akan meniru semua tindakan Anda, baik yang baik maupun buruk.
Perubahan dimulai dari hal-hal sederhana, Bunda. Jadi jika ingin anak berubah, maka rubahlah kebiasaan Anda.
12. Siapkan metode baru
‘Banyak jalan menuju Roma’, kata sebuah pepatah. Jangan terpaku pada satu metode untuk mengubah perilaku anak. Anda perlu memikirkan beberapa strategi untuk mengantisipasi kegagalan metode mendidik anak yang Anda gunakan saat ini.
Anggap saja Anda sedang bermain perang-perangan dengan anak, dan anak Andalah pemenangnya jika metode yang Anda terapkan tak berhasil mengubah sikapnya menjadi lebih baik.
12. Bersikap fleksibel
Kebanyakan orang tua hanya mengenal dua metode untuk mendidik anak mereka, yaitu cara halus (menasehati) atau cara kasar (membentak, menghukum). Anak tidaklah sepolos yang Anda kira, karena lama kelamaan mereka bisa memperkirakan tindakan apa yang akan dilakukan orang tuanya saat mereka tak berperilaku baik.
13. Jauhkan anak dari pesimistis
Halangan untuk bisa bersikap baik kadang kala datang dari anak sendiri. Ketika anak mendapat teguran dari guru, bisa saja ia berkata, “Ibu guru tidak suka sama aku.” Perkataan semacam ini menunjukkan bahwa anak menganggap dirinya tidak baik dan tak yakin ia bisa berubah.
Anda bisa mengubah cara pandang anak terhadap diri sendiri melalui dukungan tanpa henti dan menghindari kata bernada menghakimi tingkah lakunya.
14. Dukunglah cita-cita mereka
Cita-cita anak menjadi presiden, pendaki gunung atau penari latar mungkin terdengar aneh bagi Anda. Namun, menertawakan keinginan mereka tak membawa dampak positif apapun.
Orang tua bijaksana adalah orang tua yang tak henti memberikan dukungan pada anak, seaneh apapun cita-cita mereka. Dukungan Anda akan membantu anak dalam menemukan tujuan hidupnya dan kemampuannya yang tersembunyi.
15. Bimbing mereka dengan pertanyaan
nak yang berkarakter keras kepala bisa dipastikan akan membantah ketika Anda menasihati mereka.
Alternatifnya, ajukan pertanyaan sebagai respon atas sikap mereka untuk membentuk pemahaman tentang sebab dan akibat dari segala perbuatannya.
Sumber: detikheath &theasianparent
