Parenting

12 Cara Agar Orangtua Konsisten Menerapkan Aturan pada Anak

Konsistensi adalah kunci mendisiplinkan anak. Mengapa? Karena  anak-anak Anda harus dapat memprediksi bagaimana mereka harus berperilaku. Contoh konsistensi akan muncul pada perilaku anak yang berpikir, “Ibu ingin aku membereskan meja. Jika tidak, saya akan kehilangan waktu bermain setelah makan malam.”

Inkonsistensi dapat membuat anak merasa tidak yakin, tidak aman, dan bingung.

konsistensi1 Contohnya, hal ini dapat membuat anak berpikir, “Kadang-kadang aku harus mengatur meja, kadang-kadang tidak. Jadi, kalau aku rewel atau merengek, aku bisa bebas, tidak perlu mengatur meja.”

Kebanyakan orang tua mengetahui hal ini, tentu saja, tapi kadang-kadang ilmu pengasuhan lebih mudah diucapkan daripada dilakukan. Apakah bisa mejadi konsisten di tengah segala kesibukan dan beberapa hal yang harus selesai bersamaan? Tentu saja. Cobalah tips-tips berikut ini untuk membantu Anda tetap konsisten  dalam menerapkan aturan:

Pertimbangkan dengan hati-hati nilai-nilai apa yang penting bagi Anda dan keluarga Anda dan buat aturan yang sesuai

Menyiapkan terlalu banyak aturan untuk anak-anak akan memusingkan. Pilihlah tiga atau empat aturan yang paling penting saja dan pantau perkembangan mereka.

Pastikan aturan dan konsekuensi

Persiapkan diri Anda untuk menegakkannya. Kesibukan dapat melonggarkan aturan yang Anda buat. Hati-hati, dengan melakukan hal ini, Anda memberikan kesempatan kepada anak untuk menguji seberapa konsisten Anda terhadap aturan Anda sendiri.

Samakan persepsi akan setiap aturan dan konsekuensi

Bicarakan masalah ini lebih pribadi kepada siapapun yang merawat anak Anda dan usahakan menadapatkan jalan tengah jika terjadi masalah.

Ingatlah untuk tetap konsisten dengan pujian Anda untuk perilaku positif yang ditunjukkan

Hal ini mengajarkan anak Anda apa yang menyenangkan Anda dan memperkuat perilaku yang sesuai.

Cobalah menggunakan stiker reward

Beberapa orang tua menemukan bahwa grafik reward menggunakan stiker atau bintang benar-benar membantu mereka untuk tetap tetap konsisten. Jika hal ini tidak bekerja untuk keluarga Anda, cobalah sesuatu yang lain seperti menempelkan daftar aturan dan konsekuensi yang  dapat dengan mudah dilihat.

Sesuaikan pendekatan Anda untuk masing-masing anak

Beberapa anak mudah dipandu sementara yang lain mungkin agak keras kepala dan gigih.

Pilih prioritas Anda

Jika Anda mencoba untuk mengatasi setiap tantangan disiplin sekaligus, Anda akan terlalu kewalahan. Jadi pilihlah hanya satu atau dua sebagai fokus untuk diperhatikan. Bisa jadi anak merengek, membantah, atau mengamuk. Ketika tingkah laku ini muncul, jangan menyerah. Tetapkan pendirian Anda.

Siapkan diri untuk jangka panjang

Biasanya memakan waktu tiga minggu untuk mengatasi masalah tingkah laku yang lebih besar. Tempatkan diri Anda dalam posisi anak Anda. Perubahan menuju sikap positif bisa terjadi, tapi mungkin tidak secepat yang Anda inginkan.

Tempatkan mereka di tempat yang terlihat sepanjang hari

Melihat mereka melakukan tanggung jawab adalah masa keemasan. Tetap tunjukkan ketenangan dan kepedulian ketika menerapkan konsistensi.

Bersabar dengan waktu

Anda mungkin tergoda untuk mencoba kursus kilat pembentukan karakter  tepat sebelum liburan, tapi Anda akan lebih sukses jika memilih waktu yang lebih stabil dan dapat diprediksi. Setiap orang tua membutuhkan waktu, struktur, dan tidak ada tekanan ekstra untuk berlatih konsistensi – terutama Anda. Jadi,  jangan menyelam ke dalam strategi disiplin baru tepat sebelum bayi baru tiba, atau sekolah dimulai, atau Anda akan menjadi sangat lelah.

Bertahan menghadapi perlawanan

Anak Anda akan menantang Anda, tidak peduli seberapa keras konsistensi Anda. Atau ia mungkin akan segera merespon dengan segera, hanya untuk jatuh kembali ke kebiasaan lama. Jangan putus asa. Hal yang Anda hadapi itu adalah normal. Setelah Anda menerima penolakan sementara, mereka akan mulai menunjukan kerjasama.

Cari bantuan

Setelah Anda berkomitmen untuk konsisten, mintalah bantuan: Pasangan, guru, pelatih, pengasuh, kakek-nenek, dan semua dapat memperkuat usaha Anda untuk menghentikan masalah perilaku.

Dibutuhkan banyak kesabaran dan tekad untuk orang tua agar bisa konsisten. Namun percayalah, kelelahan dalam menerapkan disiplin ini sangat layak terjadi ketika Anda melihat anak-anak berkembang menjadi dewasa muda yang mandiri, bertanggung jawab, dan percaya diri.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Most Share

To Top