Mengubah kebiasaan tidur untuk anak-anak adalah tugas yang sulit bagi semua orang tua. Hal ini seperti peribahasa ‘menggarami luka’ bagi anak, karena akan sangat menyakitkan, bisa jadi melibatkan air mata, dan Anda mungkin harus memutuskan sendiri apakah Anda lebih suka melakukannya dengan cepat atau dengan transisi yang perlahan.
Banyak orangtua memilih untuk memiliki anak tidur di tempat tidur mereka. Pilihan ini dapat sangat membatasi bagi orang tua, karena anak menjadi tergantung pada kehadiran orang tua agar dapat tidur di malam hari. Dengan kata lain, beberapa orang tua lebih memilih tidur bersama anak seterusnya dan bersedia mengorbankan kemerdekaan mereka untuk mewujudkannya.
Banyak ahli menyarankan bahwa kunci untuk membangun rutinitas tidur adalah dengan memberitahukan anak mengenai harapan Anda dan menjaga konsistensi. Memang benar bahwa perubahan kecil dalam rutinitas (seperti anak yang sakit atau bermimpi buruk) dapat menyebabkan rutinaitas ini kembal ke awal, tapi itulah tantangan pengasuhan
Jika anak Anda tidak pernah tidur sendiri, tugas ini akan menjadi lebih sulit lagi. Bahkan, hal itu akan menjadi lebih buruk sebelum menjadi lebih baik. Anda akan kehilangan waktu tidur, ada yang mungkina akan menangis, dan Anda mungkin menemukan diri Anda ragu-ragu atas keputusan Anda saat Anda mendengarkan tangisan anak di malam yang larut. Jadi, sebelum itu terjadi, pastikan bahwa Anda merasa cukup kuat tentang untuk melalui semua ujian dalam mengubah rutinitas ini.
Inilah sebabnya mengapa penting untuk berbicara tentang rencana Anda. Pastikan Anda memiliki pasangan yang memiliki komitmen yang sama, baik saat mengambil keputusan ataupun dalam proses menjalaninya. Bicaralah pula dengan tentang apa harapan Anda. Tapi pada rencana Anda di malam hari, dan gunakan hari berikutnya untuk mengevaluasi strategi Anda. Jika kemudian Anda masih menemukan anak kembali tidur di tempat tidur Anda, cobalah proses dua langkah: satu atau dua minggu di lantai di kamar Anda, diikuti dengan transisi ke kamar mereka sendiri.
Berikut 10 tips untuk membuat anak tidur di kamar sendiri:
1. Berkomunikasi. Pastikan anak Anda mengerti harapan baru Anda dengan baik sebelum tidur. Jangan gunakan tengah malam sebagai waktu untuk negosiasi. Lakukan hal ini di siang atau hari, maupun sebelum tidur.
2. Akui ketakutan dan kecemasan anak Anda. Jangan mengecilkan betapa sulitnya ini bagi mereka. Anda dapat menunjukkan empati untuk tetap menjaga batas-batas Anda. Pikirkan hal-hal yang dapat menawarkan kenyamanan selama transisi, seperti lampu tidur yang lucu atau membacakan buku tambahan.
3. Pastikan untuk memberikan kenyamanan ekstra, kasih sayang, dan perhatian pada siang hari. Jika Anda hanya memeluk pada waktu tidur, mereka akan cenderung ingin selalu tidur bersama Anda. Tawarkan pelukan ketika menonton atau bermain bersama dan kurangi itu di malam hari untuk mengisi kebutuhan mereka akan kasih sayang.
4. Gunakan sistem reward dan tawarkan hadiah. Mungkin anak Anda bisa mendapatkan tamasya khusus atau satu set mainan baru setelah seminggu tidur di kamar sendiri. Anda dapat meningkatkan kesulitan hingga sebulan
5. Transisi Menggunakan Tenda. Mulailah dengan kompromi bahwa anak bisa tinggal di kamar tapi tidak bisa tidur di tempat tidur orang tua. Dirikanlah tenda anak di kaki tempat tidur dan biarkan dia keluar kemah setiap malam. Setelah dia mulai terbiasa dengan hal itu, pindahkan tenda keluar dari kamar orang tua menuju kamarnya. Jika ia pindah ke tempat tidur orang tua, pindahkan ke tenda kembali sampai ia menyadari bahwa itu lebih nyaman tidur di kamar sendiri.
6. Usir Monster. Beberapa anak-anak tidak ingin tidur di kamar mereka karena mereka takut. Jadi, cari tahu apa yang membuat mereka takut! Kadang-kadang, ketakutan itu sederhana. Bisa jadi yang membuat mereka takur adalah memindahkan beberapa perabot yang memantulkan bayangan seperti monter
7. Tenang dan pindahkan. Hal ini memang sulit, tapi sangat bekerja. Setiap kali anak-anak keluar dari tempat tidur, bawa mereka kembali dan dengan tenang menempatkan mereka di tempat tidur mereka. Kata kunci di sini adalah tenang. Jangan berteriak. Jangan mengomel. Bahkan, tidak mengatakan mengatakan sepatah kata pun.
8. Tinggallah di dalam kamar sampai mereka tertidur. Trik ini memang mengambil banyak waktu, namun beberapa ibu menunggui anak mereka sampai tertidur. Caranya? Setiap malam, bergeraklah lebih jauh Jadi malam pertama, tinggallah di dalam ruangan di sisi mereka. Malam kedua, pindahlah ke tengah ruangan. Malam ketiga, di ambang pintu. Malam keempat, di luar ruangan dengan pintu terbuka. Dan seterusnya. Dengan proses ini, Anda dapat mengendalikan diri untuk tidak berteriak atau terlibat dengan anak Anda.
9. Menutup Pintu. Namun tentu saja, jangan mengunc Jauhkan godaan untuk membuka pintu ke kamar anak atau membiarkannya karena untuk membuatnya merasa lebih baik.
10. Tentukan waktu yang tepat untuk memulai. Apakah ada transisi lain yang terjadi? Mungkin layak untuk menunda program tidur beda kamr ini satu atau dua minggu ke depan jika terdapat hal-hal yang besar terjadi dalam hidup anak Anda.
Apa pun yang Anda putuskan, gunakan strategi yang tepat untuk keluarga Anda, dan kemudian taati hal itu. Satu hal yang disepakati para ahli adalah jangan biarkan anak tidur di tempat tidur Anda di atas pukul 10 malam. Tapi ijinkan mereka melakukannya pada pukul 5:00 dini hari untuk mengembangkan kebiasaan bangun hanya untuk bergabung dengan Anda ketika dia tahu waktu yang tepat.
